Trump Siapkan Operasi Militer Rahasia ke Meksiko, Ada Apa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Nov 2025, 03:52
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan saat perjalanan ke Tokyo di pesawat Air Force One, Senin, 27 Oktober 2025. ANTARA FOTO/REUTERS/Evelyn Hockstein/agr Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan saat perjalanan ke Tokyo di pesawat Air Force One, Senin, 27 Oktober 2025. ANTARA FOTO/REUTERS/Evelyn Hockstein/agr (Antara)

Ntvnews.id, Washington D.C - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan sedang menyusun rencana untuk mengirim pasukan militer dan agen intelijen ke wilayah Meksiko guna menyerang langsung jaringan kartel narkoba.

Laporan eksklusif ini pertama kali diungkap oleh NBC News pada Senin, 3 November 2025, berdasarkan keterangan dari dua pejabat aktif dan dua mantan pejabat senior AS yang mengetahui operasi tersebut.

Menurut laporan itu, langkah ini akan menjadi pertama kalinya pasukan elite AS diterjunkan langsung ke tanah Meksiko untuk menghancurkan laboratorium narkoba serta memburu para pemimpin kartel.

Misi tersebut disebut-sebut sebagai bagian dari pendekatan "seluruh-elemen-pemerintah" yang diusung Trump untuk melawan ancaman kartel terhadap warga Amerika.

Baca Juga: Donald Trump Sebut Chip AI Terbaru Nvidia Hanya untuk Perusahaan AS, China Dilarang

"Pemerintahan Trump berkomitmen menggunakan pendekatan seluruh-elemen-pemerintah untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan kartel terhadap warga Amerika," ujar seorang pejabat senior pemerintahan sebagaimana dikutip NBC.

Pasukan yang direncanakan akan dikerahkan sebagian besar berasal dari Joint Special Operations Command (JSOC) dan akan beroperasi di bawah otoritas intelijen AS atau status Title 50. Sejumlah agen CIA juga disebut akan terlibat dalam misi tersebut.

Langkah ini menandai perubahan signifikan dari pendekatan sebelumnya yang hanya berfokus pada pemberian dukungan terhadap aparat Meksiko tanpa intervensi langsung.

Tangkapan layar - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, Minggu (26/10/2025).  <b>(ANTARA)</b> Tangkapan layar - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, Minggu (26/10/2025). (ANTARA)

Selain pasukan darat, beberapa drone tempur akan digunakan untuk menyerang laboratorium narkoba dan tokoh penting kartel. Namun, penggunaan drone tersebut memerlukan operator di lapangan, yang membuat keterlibatan pasukan darat menjadi tidak terhindarkan.

Meskipun tahap perencanaan dan pelatihan awal telah dimulai, keputusan akhir mengenai pelaksanaan operasi ini masih dalam pembahasan internal. Para pejabat menegaskan bahwa pengerahan pasukan belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Sebelumnya, pada Februari lalu, Departemen Luar Negeri AS telah menetapkan enam kartel narkoba Meksiko, MS-13, dan geng Venezuela Tren de Aragua sebagai organisasi teroris asing. Penetapan ini memberikan kewenangan luas bagi militer dan badan intelijen AS untuk melakukan operasi rahasia lintas negara.

Baca Juga: Trump: Rusia dan China Diam-diam Lakukan Uji Coba Nuklir

Menurut NBC, pemerintahan Trump juga telah melancarkan kampanye militer terhadap kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkoba dari Venezuela. Dari 16 kapal yang diserang, 15 di antaranya berhasil dilumpuhkan, menewaskan 64 orang.

Namun, hingga kini belum ada bukti publik terkait muatan kapal, identitas korban, maupun keterlibatan kartel dalam operasi tersebut.

Trump menegaskan bahwa serangkaian operasi ini adalah bentuk peringatan keras bagi kartel yang berupaya menyelundupkan narkoba ke Amerika Serikat. Ia menilai bahwa metode penegakan hukum konvensional selama ini telah gagal menekan ancaman yang menelan puluhan ribu korban jiwa setiap tahunnya.

“Saya sangat menghormati presiden Meksiko, seorang perempuan yang saya anggap luar biasa dan berani. Tapi Meksiko dijalankan oleh kartel,”
ujar Trump, mengacu pada Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, seperti dikutip NBC.

Meski tujuan operasi bukan untuk melemahkan pemerintahan Meksiko, Trump secara terbuka meragukan kemampuan negara tersebut dalam mengendalikan kekuasaan kartel.

NBC melaporkan bahwa pemerintahan Trump masih membuka peluang koordinasi dengan pemerintah Meksiko, namun tidak menutup opsi untuk melaksanakan operasi secara sepihak.

Jika disetujui, operasi militer ini akan dijalankan secara rahasia, tanpa publikasi atau pengumuman resmi, mirip dengan serangan udara terhadap kapal penyelundup narkoba yang dilakukan sebelumnya.

x|close