Ntvnews.id, Jakarta - Sebanyak 10 negara menyuarakan kekhawatiran bersama terkait situasi kemanusiaan yang kian memburuk di Gaza. Pernyataan tersebut disampaikan oleh para menteri luar negeri Kanada, Denmark, Finlandia, Prancis, Islandia, Jepang, Norwegia, Swedia, Swiss, dan Inggris pada Selasa, 30 Desember 2025.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis Kementerian Luar Negeri Inggris, para menteri menyampaikan “kekhawatiran serius tentang memburuknya kembali situasi kemanusiaan di Gaza yang tetap memprihatinkan.”
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa warga sipil di Gaza tengah menghadapi kondisi yang sangat berat, terutama akibat curah hujan tinggi serta suhu udara yang terus menurun seiring datangnya musim dingin.
Situasi tersebut diperparah dengan kelangkaan pangan yang akut dan keterbatasan fasilitas kesehatan, yang semakin meningkatkan penderitaan masyarakat sipil di wilayah itu.
Baca Juga: PBB Ungkap Lebih dari 100 Ribu Anak di Gaza Terancam Gizi Buruk Akut hingga 2026
Para menteri juga menyerukan kepada pemerintah Israel agar menjamin operasi organisasi nonpemerintah internasional di Gaza dapat berjalan secara “berkelanjutan dan dapat diprediksi” demi memastikan respons kemanusiaan tetap terlaksana.
Selain itu, mereka menekankan pentingnya agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beserta mitra-mitranya dapat terus menyalurkan bantuan ke Gaza.
Israel turut didesak untuk mencabut pembatasan terhadap impor barang fungsi ganda (dual-use) serta membuka akses perbatasan guna memperlancar masuknya bantuan kemanusiaan.
Sebelumnya, Pemerintah Palestina telah meminta komunitas internasional dan badan-badan PBB agar segera mengambil langkah kemanusiaan mendesak untuk melindungi warga Gaza dari dampak musim dingin yang ekstrem dan badai berturut-turut.
Dalam pernyataan yang disampaikan usai pertemuan mingguan di Ramallah, Pemerintah Palestina menyerukan agar bantuan berupa unit rumah mobile serta berbagai perlengkapan penunjang tempat penampungan diizinkan masuk ke wilayah Gaza.
(Sumber: Antara)
Warga Palestina berjalan melewati puing-puing bangunan yang hancur setelah kembali ke Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, pada 12 Oktober 2025. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada hari Jumat. ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad (Antara)