Ntvnews.id, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti berbagai permasalahan klasik yang selama ini menghantui petani Indonesia. Dalam peluncuran Kopdes Merah Putih di Desa Bentengan, Wonosari, Klaten, Senin, 21 Juli 2025, Prabowo menyebut banyak hambatan yang harus segera diatasi.
“Sering kita mendengar laporan, ‘Pak, saya di desa, saya baru panen mangga terbaik di Indonesia, tapi 4-5 hari tidak ada truk yang bisa mengangkut, akhirnya mangga itu busuk.’ Ini sudah puluhan tahun terjadi,” kata Prabowo.
Menurutnya, persoalan petani bukan hanya soal distribusi, tapi juga akses terhadap pupuk dan modal.
Baca Juga: Cerita Prabowo saat Jadi TNI: Dulu Ketua Koperasi Tentara Mobilnya Paling Banyak dan Bagus
“Pupuk yang disubsidi negara sering langka dan tidak sampai ke petani. Ada 145 peraturan dan belasan tanda tangan yang diperlukan dari pabrik ke petani,” jelasnya.
Prabowo juga menyinggung masalah harga panen yang kerap merugikan petani.
“Setiap panen berhasil, harga untuk petani jatuh. Para petani kita uangnya sangat sedikit. Nunggu panen anaknya harus sekolah, keluarganya sakit, dia pinjam uang ke rentenir dengan bunga harian,” ujarnya.
Presiden menyebut rantai permasalahan ini terjadi secara turun-temurun.
“Ini turun temurun, menurut saya bukan puluhan tahun, tapi ratusan tahun. Ini harus kita potong, dan harus dengan langkah yang besar,” tegasnya.
Baca Juga: Prabowo: Koperasi Adalah Alat Perjuangan
Prabowo menyerukan keberanian untuk mengambil keputusan tegas demi kesejahteraan petani.
“Bangsa kita besar, kita harus berpikir besar dan berani ambil tindakan yang besar. Dengan istilah Pak Bambang Pacul, harus Bonek, berani dulu. Berani, benar, akan berhasil, tapi harus berani dulu,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa koperasi adalah solusi konkret untuk membantu petani keluar dari jerat kemiskinan. Koperasi, kata dia, mampu menjadi penyangga dalam distribusi hasil panen dan menyediakan akses pembiayaan yang lebih adil.
“Dengan koperasi, petani bisa bersatu. Dari lemah menjadi kekuatan,” tegas Prabowo.