Ntvnews.id, Klaten - Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat program makan bergizi gratis bagi seluruh anak Indonesia. Hal ini disampaikan dalam pidatonya saat peluncuran Koperasi Desa Merah Putih di Desa Bentengan, Wonosari, Klaten, Senin, 21 Juli 2025.
“Saudara-saudara. Saya dari Kota Solo ke sini, rakyat di pinggir jalan, anak-anak sekolah mereka teriak, ‘Pak kami belum terima makan bergizi gratis, Pak kapan?’” ujar Prabowo. Ia mengaku terharu melihat semangat anak-anak yang menanti program tersebut.
Presiden menjelaskan bahwa hingga saat ini program makan bergizi baru menjangkau sekitar 6,7 juta anak. “Saya tidak tega, baru hari ini 6,7 juta yang dapat makan bergizi. Anak-anak teriak, kita nggak mampu memberi lebih cepat karena ada peraturan, ada ketentuan dan sebagainya. Tapi Insya Allah akhir tahun ini seluruh anak-anak Indonesia bisa dapat makan bergizi,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyinggung perilaku pengusaha yang tidak memikirkan kepentingan rakyat.
Baca Juga: Saat Kapten TNI Gemetar Bawa Laporan Ketika Ditanya Prabowo soal Koperasi
“Yang ingin saya sampaikan adalah pengusaha-pengusaha yang serakah. Kita perlu pengusaha, saya pengusaha sebelum saya masuk politik. Tapi ini sudah bukan pengusaha yang benar, ini bukan bisnis, ini bukan entrepreneurship, ini adalah keserakahan,” ucapnya.
Presiden menilai perilaku serakah itu bertentangan dengan prinsip ekonomi yang sehat.
“Ada yang mengatakan ada mazhab ekonomi liberal, neoliberal, pasar bebas, sosialis, ekonomi komando dan sebagainya. Ini bukan, ini lain, ini saya beri nama serakahnomics. Ini adalah serakahnomics, ini nggak perlu kita kasih perlakuan yang baik,” ujarnya.
Baca Juga: Koperasi Desa Merah Putih Diluncurkan, Zulhas: Presiden Prabowo Buat Sejarah Baru
Prabowo menegaskan bahwa pemerintah akan menindak tegas pengusaha yang hanya mencari keuntungan di atas penderitaan rakyat.
“Masa petani setengah mati, rakyat kita masih banyak yang susah, ada yang mau cari keuntungan di atas penderitaan rakyat. Itu namanya mengisap darah rakyat, itu adalah menurut saya parasit, penghisap darah, vampir-vampir ekonomi,” tegasnya.
Presiden menambahkan bahwa sumber daya negara seharusnya digunakan untuk memperbaiki kualitas hidup rakyat, terutama pendidikan. Ia mencontohkan dengan tambahan dana Rp100 triliun setiap tahun, seluruh sekolah di Indonesia bisa segera diperbaiki.