DPRD Jabar Investigasi Runtuhnya Gedung SMKN 1 Cileungsi yang Dibangun Tahun 2016

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Sep 2025, 20:14
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Anggota DPRD Jawa Barat Zaini Shofari memberikan keterangan di Bandung. ANTARA/Ricky Prayoga Anggota DPRD Jawa Barat Zaini Shofari memberikan keterangan di Bandung. ANTARA/Ricky Prayoga (Antara)

Ntvnews.id, bandung - Anggota DPRD Jawa Barat, Zaini Shofari, menegaskan pihaknya akan melakukan investigasi terkait ambruknya Gedung SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, pada Rabu 10 September 2025, mengingat bangunan tersebut merupakan fasilitas yang dibangun sejak 2016.

"Saya dengar kabar bangunan ini dibangun tahun 2016 dan nanti kita akan tindak lanjuti sejauh mana kondisi yang terjadi sampai ambruknya SMKN 1 Cilengsi ini," ujar Zaini kepada ANTARA di Bandung, Rabu, 10 September 2025.

Ia menekankan bahwa kejadian ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah provinsi, khususnya Dinas Pendidikan Jawa Barat, agar penanganan terhadap para korban bisa segera dilakukan sekaligus mencegah peristiwa serupa terjadi kembali di masa mendatang.

Baca Juga: Jawaban Pramono Soal Tunjangan Rumah Anggota DPRD DKI Jakarta Capai Rp70 Juta

"Dan tentunya proses belajar-mengajar tetap harus berjalan di luar kondisi para korban ataupun guru yang terluka," ucapnya.

Terkait ambruknya gedung tersebut, Zaini juga menyampaikan keprihatinannya serta berharap siswa dan guru yang menjadi korban berada dalam keadaan selamat.

"Saya prihatin atas ambruknya gedung ini. Tentu harus jadi atensi. Mudah-mudahan para siswa dan juga gurunya semua dalam keadaan baik-baik. Jadi kalaupun ada yang terluka harus segera bisa dievakuasi. Jadi sama-sama kita berdoa mudah-mudahan semua baik-baik saja," tuturnya.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.15 WIB, ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Atap serta dinding ruang kelas tiba-tiba runtuh dan menimpa siswa kelas 10 dan 12 yang sedang mengikuti pelajaran di Desa Limus Nunggal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Berdasarkan laporan BPBD, ada empat ruangan terdampak, terdiri dari dua kelas dan dua ruang pertemuan. Sejumlah siswa tertimpa reruntuhan sebelum akhirnya berhasil dievakuasi oleh guru dan tim gabungan yang datang ke lokasi.

Baca Juga: Pramono Paparkan APBD DKI Jakarta 2026 dan Transformasi PAM JAYA di Rapat Paripurna DPRD

Dari 30 siswa yang berada di area kejadian, sebanyak 26 orang harus dilarikan ke rumah sakit. Sebagian besar menderita luka ringan, namun satu siswa dilaporkan mengalami patah tulang.

BPBD juga mencatat bahwa para korban dibawa ke dua rumah sakit terdekat, yaitu RS Thamrin dan RS Merry. Dari jumlah itu, 26 siswa dirawat di RS Thamrin, di antaranya Maria Aprilia, Reva, Iza, Ahmad Hadi, dan Wildan. Dari total pasien tersebut, 20 orang telah diperbolehkan pulang, sedangkan enam lainnya masih menjalani perawatan intensif.

Sementara itu, lima korban lain, yang terdiri atas tiga siswa dan dua guru, sempat mendapat perawatan di RS Merry sebelum akhirnya juga diizinkan pulang.

Selain proses evakuasi korban, tim gabungan turut menyelamatkan sejumlah barang dari ruangan yang terdampak. Bagian dinding yang terlihat miring juga dipantau secara khusus karena dikhawatirkan berpotensi menimbulkan runtuhan susulan.

(Sumber: Antara)

x|close