Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa kekuatan utama dari Koperasi Merah Putih yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto terletak pada partisipasi kolektif masyarakat. Ia menilai keterlibatan aktif warga desa dalam koperasi bukan hanya soal ekonomi, melainkan sebuah gerakan bersama untuk mewujudkan cita-cita ideologis bangsa.
“Koperasi ini penting menundukkan partisipasi masyarakat,” ujar Budi Arie dalam wawancara bersama Nusantara TV.
“Partisipasi dan kesadaran kolektif bersama seperti yang tadi disampaikan oleh Pak Presiden di filosofi tadi, bahwa ekonomi berbasis gotong royong ini adalah solusi tepat sesuai jati diri bangsa kita.”
Menurut Budi, koperasi bukan sekadar instrumen usaha, melainkan representasi dari pilihan ideologis yang telah lama tertanam dalam sejarah Indonesia. Ia merujuk pada Pasal 33 UUD 1945 sebagai fondasi konstitusional dari sistem ekonomi gotong royong yang kini coba dihidupkan kembali melalui program koperasi desa dan kelurahan Merah Putih.
Budi juga menyampaikan harapannya agar koperasi benar-benar menjadi milik masyarakat desa itu sendiri. Ia mengimbau agar jumlah anggota di tiap desa bisa mencapai setengah dari populasi agar koperasi bisa berfungsi optimal sebagai alat konsolidasi ekonomi rakyat.
“Kalau bisa di desa-desa itu anggota Kopdes-nya setengah dari jumlah penduduk,” kata Budi. “Ini adalah pilihan politik kita, pilihan ideologi kita.”
Koperasi Merah Putih digagas sebagai upaya sistematis untuk memotong rantai distribusi yang panjang, menurunkan kemiskinan ekstrem, dan memerangi praktik tengkulak atau rentenir yang kerap menyulitkan petani dan pelaku usaha kecil. Namun, menurut Budi, semua tujuan itu hanya bisa tercapai jika masyarakat sendiri terlibat secara aktif dan kolektif.
Dengan dorongan dari 18 kementerian dan lembaga, serta kepemimpinan langsung dari Presiden Prabowo, Koperasi Merah Putih diharapkan tidak hanya menjadi proyek ekonomi, tetapi juga gerakan kebangkitan nasional dari tingkat akar rumput.