Deflasi 5 Bulan Beruntun, Tanda Penurunan Daya Beli Masyarakat?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Okt 2024, 12:52
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Cabai (ANTARA) Cabai (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Widyasanti buka suara deflasi yang terjadi selama 5 bulan beruntun dikaitkan dengan indikasi penurunan daya beli masyarakat.

Amalia menyampaikan untuk menghubungkan deflasi yang terjadi selama 5 bulan beruntun dengan penurunan daya beli perlu dilakukan studi lebih mendalam.

"Untuk menghubungkan apakah penurunan daya beli harus melakukan studi lebih dalam, karena IHK yang kita catat berdasarkan harga yang diterima konsumen. Ini karena terjadi penurunan harga dan juga dipengaruhi mekanisme pembentukan harga di pasar terutama di sisi suplai atau sisi penawaran," ucap Amalia dalam konferensi pers dikutip, Rabu (2/10/2024).

Menurutnya ketika terjadi peningkatan di sisi suplai akan berpengaruh pada penurunan harga barang, sehingga harga yang diterima oleh konsumen relatif turun.

Kemudian melimpahnya stok juga dapat disebabkan oleh masa panen maupun penurunan ongkos produksi.

Sehingga ia menegaskan untuk menyimpulkan indikasi turunnya daya beli masyarakat harus studi lebih lanjut.

"Jadi kita perlu didalami lagi apakah ada fenomena daya beli masyarakat atau hanya gerakan dari sisi penawaran atau karena adanya upaya stabilisasi harga di tingkat pusat dan daerah karena intervensi menjaga stok mempengaruhi gerakan harga di pasar yang diterima konsumen," ungkapnya.

Seperti diketahui, BPS mencatat perekonomian Indonesia mengalami deflasi 0,12 persen (month-to-month/mtm) pada September 2024.

Deflasi September 2024 merupakan yang ke 5 kali dan menjadi yang terparah dalam 5 tahun terakhir kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Halaman
x|close