IHSG Dibuat Menguat, Rupiah Kokoh ke Rp15.701 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 31 Okt 2024, 09:58
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)


Ntvnews.id
, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (31/10) berpeluang bergerak mendatar menjelang rilis inflasi Indonesia periode Oktober 2024.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 1,75 poin atau 0,02 persen ke posisi 7.571,60.

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,20 poin atau 0,02 persen ke posisi 924,42. 

"IHSG berpeluang bergerak sideways(mendatar) pada hari ini," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya.

Dari dalam negeri, fokus pelaku pasar tertuju pada rilis inflasi dan aktivitas manufaktur Indonesia pada Jumat (1/11/2024), yang mana Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Oktober 2024.

Baca juga: IHSG Dibuka Melemah, Rupiah Menguat ke Rp15.754 per Dolar AS

Realisasi kinerja keuangan sejumlah perusahaan blue chip, khususnya bank yang relatif solid pada kuartal III-2024 nampaknya belum mampu meredam aksi jual.

Selain itu, pelaku pasar masih mengantisipasi pengumuman hasil review MSCI pada 7 November 2024. 

Dari mancanegara, data lowongan pekerjaan JOLTS pada September 2024 secara tidak terduga turun, yang mana lowongan pekerjaan, sebagai ukuran permintaan tenaga kerja, turun 418.000 menjadi 7.443 juta pada akhir September 2024, atau level terendah sejak Januari 2021.

Adapun, fokus utama para pelaku pasar tetap pada pemilu presiden AS, yang mana Trump dan Harris masih bersaing ketat. Dari regional, China akan merilis Purchasing Managers' Index (PMI) Manufacturing untuk periode Oktober 2024 pada Kamis.

Proyeksinya PMI Manufaktur China akan meningkat dari 49,8 menjadi 50,1 atau dari level kontraksi menjadi ekspansif. Jika aktivitas manufaktur China benar-benar pulih, hal ini akan memberikan sentimen positif bagi Indonesia.

Selain itu, Bank of Japan (BoJ) juga akan merilis data suku bunga acuannya untuk periode Oktober. Saat ini konsensus menilai bahwa BoJ masih akan kembali menahan suku bunga acuan jangka pendek di sekitar 0,25 persen.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 186,59 poin atau 1,48 persen ke level 39,090,80, indeks Hang Seng menguat 96,12 poin atau 0,47 persen ke level 20.476,75, indeks Shanghai melemah 5,36 poin atau 0,16 persen ke 3.260,87.

Baca juga: IHSG Dibuka Menguat pada Awal Pekan, Rupiah Tergelincir ke Rp15.719 per Dolar AS

Sementara itu, indeks Straits Times (Singapura) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.

Bergeser ke nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi (31/10) naik 4 poin atau 0,03 persen menjadi Rp15.701 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.705 per dolar AS.

Halaman
x|close