Ntvnews.id, Jakarta - PT PLN (Persero) mengambil langkah besar dalam mendukung agenda pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.
Salah satu inisiatif utamanya adalah penerapan teknologi co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), di mana batu bara sebagai bahan bakar utama digantikan sebagian oleh biomassa.
Upaya PT PLN (Persero) dalam mendukung transisi energi bersih di Indonesia mencapai pencapaian signifikan pada 2023.
Dilansir dari lama resmi PLN, Selasa, 12 November 2024, penerapan teknologi co-firing di berbagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), PLN berhasil mengurangi emisi karbon sebanyak 1,05 juta ton CO2e sepanjang tahun, sekaligus menghasilkan energi bersih sebesar 1,04 terawatt hour (TWh).
Teknologi co-firing yang memanfaatkan biomassa sebagai pengganti batubara bukan hanya bertujuan menekan emisi, tetapi juga berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi lokal melalui pemberdayaan masyarakat.
co-firing (PLN)
Teknologi co-firing adalah metode substitusi batubara dengan biomassa di pembangkit listrik yang menggunakan teknologi konvensional berbasis batubara. Biomassa yang digunakan beragam, mulai dari limbah kayu, cangkang sawit, bonggol jagung, hingga bahan bakar padat dari sampah.
Teknologi ini merupakan langkah strategis dalam mendukung target bauran energi terbarukan Indonesia sebesar 23% pada 2025, dengan tujuan utama mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang menghasilkan emisi tinggi.