Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis swasembada pangan dapat segera terwujud.
Dalam kunjungannya ke Merauke, Mentan Amran menyatakan pentingnya menghadirkan generasi muda yang tidak hanya memiliki semangat bertani.
Akan tetapi juga memiliki keterampilan dalam mengelola teknologi pertanian seperti traktor untuk meningkatkan produktivitas.
Dalam video yang diunggah akun TikTok @lambetani dikutip Selasa 26 November 2024, terlihat Mentan Amran mencari petani milenial di Merauke yang bisa nyetir traktor.
"Senang dikasih traktor kakak, siapa yang bisa bawa traktor," ucap Mentan Amran dalam unggahan tersebut.
Baca juga: Petani Milenial di Merauke Raup Pendapatan Rp15-20 Juta Per Bulan
Dalam unggahan tersebut, terlihat Mentan Amran senyum semringah melihat petani yang jago mengoperasikan traktor.
Bahkan dalam kesempatan tersebut, terlihat Metan Amran diajari untuk mengoperasikan traktor tersebut.
Mentan Amran diajari mengoperasikan traktor
Seperti diketahui, Pada kunjungan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ke lokasi optimasi lahan rawa di Kurik, Merauke, Senin 25 November 2024, seorang petani milenial Kurik bernama Matius bercerita dengan menggunakan teknologi modern, ia mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp15-20 juta per bulan.
"Per hektare, bisa menghasilkan Rp1,25 juta. Kalau 3 hektare, bisa dapat lebih dari Rp3,6 juta," tutur Mathius.
Matius adalah bagian dari petani milenial Kurik yang mengelola lahan hasil optimasi lahan rawa (oplah).
Ada pun Kementan bersama pemerintah daerah telah mengoptimasi 40 ribu hektare lahan rawa di Merauke pada tahun 2024, dengan 10 ribu hektare di antaranya berada di Kecamatan Kurik.
Baca juga: Wujudkan Swasembada Pangan, Mentan Amran Siapkan Mentor dan Pendamping untuk Petani Milenial
"Saya bangga dan terharu mendengar keberhasilan Matius. Kita harus bangunkan lahan tidur di Merauke, bangunkan para pemuda di Merauke. Saat ini Merauke sudah menyala, semangat swasembada pangan sudah ada di sini," terang Amran.
Amran menyebut keberhasilan Matius sebagai bukti nyata pentingnya teknologi dalam mendukung produktivitas petani.
"Kita tidak bisa hanya menggunakan cangkul untuk mengolah lahan 40 ribu hektare. Tapi dengan traktor, semuanya bisa selesai dalam 3 bulan. Dari hulu ke hilir, semuanya harus menggunakan teknologi," ujarnya.