Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan Produsen pesawat asal Amerika Serikat Boeing terkait penambahan jumlah pesawat bagi maskapai BUMN seperti Garuda Indonesia.
Menurutnya saat ini Indonesia mengalami kekurangan pesawat dari idealnya 700 pesawat, setelah pandemi COVID-19 hanya ada 390 armada.
"Kami ingin sekali bekerja sama Boeing, karena kita kurang jumlah pesawatnya, kita itu mandatori harusnya punya 700 pesawat, tapi hari ini Indonesia pasca covid hanya 390 pesawat," ucap Erick di Jakarta, Kamis 5 Desember 2024.
Selain itu, untuk menambah jumlah armada pesawat tersebut pihaknya membuka kerja sama dengan para produsen pesawat global seperti Airbus, Boeing, produsen pesawat dari Rusia ataupun COMAC China.
Baca juga: Erick Thohir Prediksi Pergerakan Penumpang di Bandara Soetta Capai 170 Ribu Orang saat Puncak Libur Nataru
"Jadi solusi-solusi ini mau tidak mau harus bekerja sama apakah dengan Airbus, Boeing, ataupun COMAC dari China ataupun pesawat dari Rusia yang merupakan produsen pesawat dan kita harus bekerja sama," ungkap Erick.
"Karena kita tidak mungkin 10 tahun lagi terbelenggu dengan jumlah pesawat yang sama. Ini sangat membahayakan dikarenakan kita sendiri merupakan negara kepulauan," sambungnya.
Di sisi lain, Erick Thohir akan berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi dan Menteri Investasi/Kepala BKPM untuk memuluskan rencana kerja sama dengan Boeing.
"Makanya saya dengan Pak Menhub kita terus mendorong inovasi-inovasi perubahan dan kita juga akan bicara dengan Pak Menhub, ke Pak Rosan BKPM apakah investasi ini bisa lebih dimudahkan ke depan karena isu jumlah pesawat yang tidak memadai," katanya.
Baca juga: Prabowo Mau Stop Impor Beras Tahun Depan, Erick Thohir Minta BUMN Genjot Produksi Pangan
Adapun Menteri BUMN Erick Thohir menerima kunjungan dari Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala S. Lakhdhir dan delegasi dari sektor swasta Amerika Serikat di Kementerian BUMN, Jakarta pada Kamis 5 Desember 2024.
Pertemuan ini menindaklanjuti kunjungan Presiden RI ke Amerika Serikat secara bilateral.
Selain itu, perusahaan-perusahaan swasta asal Amerika Serikat yang hadir dalam pertemuan dengan Erick Thohir tersebut seperti perusahaan pesawat Boeing dan perusahaan teknologi Intel.