Ntvnews.id, Jakarta - PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) terus mengokohkan perannya sebagai pelopor pembangunan berkelanjutan di Indonesia melalui berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Sebagai anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), SMBR membuktikan komitmennya terhadap keseimbangan antara pertumbuhan bisnis, pelestarian lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.
Pada tahun 2023, SMBR mengalokasikan dana TJSL sebesar Rp3,9 miliar, meningkat signifikan dibandingkan Rp2,65 miliar pada 2022. Dana ini digunakan untuk menjalankan berbagai program yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), yang berfokus pada empat pilar utama TJSL: sosial, ekonomi, lingkungan, serta hukum dan tata kelola.
Dalam pilar sosial, SMBR menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hingga akhir tahun lalu, sebanyak 634 mitra UMKM telah menerima pendampingan dan pembinaan dari SMBR. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi mitra binaan, membuka lapangan kerja baru, dan mengurangi kesenjangan sosial.
Direktur Utama SMBR, Suherman Yahya, menjelaskan bahwa program pembinaan UMKM menjadi salah satu bentuk konkret perusahaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
“Kami ingin mitra binaan kami tidak hanya berkembang secara ekonomi tetapi juga mampu menciptakan peluang bagi masyarakat di sekitar mereka,” ujar Suherman.
Program pembinaan ini tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga pelatihan manajemen bisnis, pemasaran, dan inovasi produk. Salah satu mitra binaan yang sukses adalah kelompok kerajinan tangan di wilayah Sumatra Selatan, yang berhasil meningkatkan omzet hingga 35% setelah mendapatkan pelatihan dari SMBR.
Sebagai perusahaan yang berorientasi pada keberlanjutan, SMBR juga fokus pada pelestarian lingkungan melalui berbagai inisiatif. Pada tahun 2023, SMBR mencatat penurunan intensitas emisi karbon dari 587 kilogram CO2 per ton setara semen (kg CO2/ton cem eq) menjadi 577 kg CO2/ton cem eq. Penurunan ini dicapai melalui penerapan teknologi dekarbonisasi, seperti penggunaan material alternatif dari limbah industri dan peningkatan Alternative Fuel & Raw Material (AFR).