IHSG Dibuka Melemah, Rupiah Terpuruk ke Rp16.225 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Des 2024, 09:56
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)


Ntvnews.id
, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi 19 Desember 2024 dibuka melemah di tengah sentimen bank sentral Amerika Serikat (AS) memangkas tingkat suku bunga acuannya.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka melemah 97,72 poin atau 1,37 persen ke posisi 7.010,16.

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 14,62 poin atau 1,75 persen ke posisi 819,31.

"IHSG hari ini (19/12) diprediksi mixed dalam range 7.130 sampai 7.000," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih.

Dari dalam negeri, pelaku pasar merespon negatif BI-Rate yang kembali tetap pada level 6 persen. Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 perssn dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Apabila diakumulasi, BI-Rate tetap di level tersebut dalam 3 bulan beruntun. Suku bunga yang tetap tinggi berfungsi sebagai penopang nilai tukar rupiah, namun berpotensi melemahkan ekonomi domestik. Sektor yang berpotensi terdampak ketika tingkat suku bunga tinggi, diantaranya perbankan, non primer, konstruksi, properti, dan automotive.

Dari mancanegara, The Fed berpotensi mengurangi setengah dari proyeksi pemangkasan suku bunga tahun depan untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen. Sementara, The Fed pada FOMC dini hari, kembali memangkas 25 bps suku bunga menjadi di level 4,25 sampai 4,5 persen.

Dari Inggris, inflasi tahunan kembali naik ke level 2,6 persen, setelah pada bulan sebelumnya di level 2,3 persen sekaligus menjadi inflasi tertinggi dalam 8 (delapan) bulan terakhir. Kenaikan inflasi ditopang oleh harga barang-barang non-primer.

Halaman
x|close