Sritex Ajukan Peninjauan Kembali Usai Kasasi Ditolak Mahkamah Agung

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Des 2024, 15:31
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Sritex akui telah lakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 3 ribu karyawan Sritex akui telah lakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 3 ribu karyawan

Ntvnews.id, Jakarta - Manajemen PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex menghormati keputusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak permohonan kasasi Sritex terkait putusan pailit yang dijatuhkan Pengadilan Niaga Semarang.

Sebagaimana ketahui, putusan penolakan kasasi dengan Nomor Perkara : 1345 K/PDT.SUS-PAILIT 2024 tersebut telah dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim Agung Hamdi dan dua anggota yakni Hakim Agung Nani Indrawati dan Lucas Prakoso pada Rabu, 18 Desember 2024.

Menanggapi putusan tersebut Sritex telah melakukan konsolidasi internal dan memutuskan untuk melakukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK).

“Upaya hukum ini kami tempuh, agar kami dapat menjaga keberlangsungan usaha, dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi 50 ribu karyawan yang telah bekerja bersama-sama kami selama puluhan tahun. Langkah hukum ini kami tempuh, tidak semata untuk kepentingan perusahaan tetapi membawa serta aspirasi seluruh keluarga besar Sritex," ucap Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukmito dalam keterangannya, Jumat 20 Desember 2024.

Baca juga: Wamenaker: Sritex Positif, Tidak Ada PHK

Baca juga: Wamenaker Noel Tepati Janji ke Sritex Solo, Pastikan Tidak Ada PHK

Selama proses pengajuan kasasi ke MA, Sritex telah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan usahanya, dan tidak melakukan PHK, sebagaimana pesan disampaikan pemerintah.

Menurutnya Sritex berupaya semaksimal mungkin menjaga situasi perusahaan agar tetap kondusif, ditengah berbagai keterbatasan gerak akibat status pailit.

"Upaya kami tidak mudah, karena berkejaran dengan waktu, juga keterbatasan sumberdaya. Pilihan untuk menempuh upaya hukum lanjutan berupa PK, kami lakukan agar keluarga besar SRITEX tetap dapat bekerja, bertahan hidup dan menghidupi keluarganya ditengah situasi perekonomian yang sedang sulit," ungkap Iwan

"Kami harap pemerintah memberikan keadilan hukum yang mempertimbangkan kemanusiaan, dengan mendukung upaya kami untuk tetap dapat melanjutkan kegiatan usaha, dan berkontribusi pada kemajuan industri tekstil nasional,” pungkas.

Halaman
x|close