Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menjelaskan bahwa tingginya harga minyak goreng rakyat, Minyakita, disebabkan oleh keterlambatan distribusi akibat libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. "Minyakita kan rata-rata masih Rp17 ribu, jadi itu kebanyakan memang di daerah timur (Indonesia timur). Tadi teman-teman PKTN (Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga) datang ke pasar Banten, jadi gini, masalahnya ini kan libur natal-tahun baru masih banyak distributor yang belum jalan," ungkap Budi di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, pada hari Jumat.
Budi memastikan bahwa stok Minyakita di pihak distributor masih ada, namun keterlambatan distribusi menjadi faktor utama kenaikan harga.
"Kita usahakan harga harus terjangkau, harus sesuai HET, harus gimana caranya kita harus lakukan. Mudah-mudahan tanggal 6 kita cek di SP2KP, kita hubungi teman-teman di daerah, di timur juga ngecek lapangan karena salah satu faktornya memang karena liburan itu," tambahnya.
Baca juga: Mendagri Tito Sebut Separuh BUMD Merugi karena 'Ordal'
Kemendag berencana untuk berkoordinasi dengan produsen minggu depan guna memastikan ketersediaan stok terbaru.
Selain itu, Budi menegaskan bahwa Kemendag akan memberikan sanksi bagi pedagang yang menjual Minyakita dengan cara bundling atau mengombinasikannya dengan produk lain. Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar Minyakita didistribusikan oleh BUMN pangan, terutama Perum Bulog.
Arief menjelaskan bahwa keterlibatan Bulog dalam distribusi bertujuan untuk mengendalikan harga Minyakita agar sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter.