Presiden Prabowo Subianto juga telah merumuskan 17 Program Prioritas yang meliputi swasembada pangan, energi, pengentasan kemiskinan, serta reformasi sistem pendapatan negara. Selain itu, dalam waktu yang singkat, beberapa pencapaian sudah terlihat, seperti bergabungnya Indonesia dalam BRICS dan pelaksanaan Program Makanan Bergizi.
Lebih lanjut, Pemerintah juga berfokus pada pengembangan hilirisasi sebagai langkah strategis untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Hilirisasi terbukti efektif dalam meningkatkan perekonomian nasional, seperti yang terlihat pada ekspor produk nikel yang mencapai 33,52 miliar dolar AS pada 2023, naik 745 persen dibandingkan dengan 2017 yang hanya tercatat 4 miliar dolar AS.
Baca juga: Indonesia Gabung BRICS, Kadin: Dorong Perekonomian RI ke Level Lebih Tinggi
Langkah hilirisasi ini tidak hanya menciptakan nilai tambah tetapi juga memperkuat daya saing Indonesia di pasar global. Potensi besar untuk hilirisasi juga dapat digali di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti di Gresik, Kendal, dan Galang Batang, yang sudah menunjukkan dampak positif pada nilai tambah ekonomi.
Selama 2024, KEK berhasil mengumpulkan investasi sebesar Rp82,6 triliun dan menyerap 42.930 tenaga kerja.
"Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun ke depan serta mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, kita memerlukan komitmen bersama. Dengan kolaborasi yang erat antara Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, kita dapat mengubah berbagai tantangan menjadi peluang," tutup Airlangga.
(Sumber: Antara)