Penampakan Otak Manusia Usai Kena Wedus Gembel Letusan Gunung Berapi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Mar 2025, 09:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Penampakan Otak Manusia Usai Kena Wedus Gembel Letusan Gunung Berapi Penampakan Otak Manusia Usai Kena Wedus Gembel Letusan Gunung Berapi (BBC)

Ntvnews.id, Jakarta - Hampir 2.000 tahun setelah seorang pemuda tewas dalam letusan Gunung Vesuvius, para ilmuwan menemukan bahwa otaknya mengalami proses vitrifikasi atau berubah menjadi kaca akibat paparan awan panas yang ekstrem.

Dilansir dari BBC, Minggu, 2 Maret 2025, penemuan ini pertama kali terjadi pada tahun 2020. Para peneliti awalnya berspekulasi bahwa potongan kaca yang ditemukan adalah fosil otak, namun mereka belum memahami secara pasti bagaimana proses tersebut terjadi.

Bongkahan kaca hitam berukuran sebesar kacang polong ditemukan di dalam tengkorak korban yang diperkirakan berusia sekitar 20 tahun. Ia meninggal ketika Gunung Vesuvius meletus pada tahun 79 Masehi di wilayah yang kini dikenal sebagai Naples.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Bumi Berubah Bentuk, Seperti Apa?

Para ilmuwan kini berkeyakinan bahwa awan panas dengan suhu sekitar 510 derajat Celsius menyelimuti korban, menyebabkan otaknya mengalami pendinginan yang sangat cepat sehingga mengubahnya menjadi kaca.

Penemuan ini merupakan satu-satunya kasus yang diketahui di mana jaringan manusia atau bahan organik mengalami proses alami perubahan menjadi kaca.

"Kami meyakini bahwa kondisi yang sangat spesifik yang telah kami rekonstruksi untuk vitrifikasi otak ini membuat sangat sulit menemukan kasus serupa, meskipun bukan berarti mustahil," ujar Prof. Guido Giordano dari Università Roma Tre.

"Otak ini merupakan temuan yang unik," tambahnya.

Korban ditemukan di tempat tidurnya dalam sebuah bangunan yang dikenal sebagai Collegium, yang terletak di jalan utama kota Romawi kuno, Herculaneum.

Pecahan kaca yang diidentifikasi oleh ilmuwan berukuran antara 1-2 cm hingga hanya beberapa milimeter.

Letusan dahsyat Gunung Vesuvius menutupi kota Herculaneum dan Pompeii yang pada saat itu dihuni sekitar 20.000 orang. Para peneliti menduga bahwa gelombang pertama awan panas dari letusan itulah yang menyebabkan kematian massal, sebelum kemudian diikuti oleh aliran piroklastik—campuran gas panas dan material vulkanik yang bergerak cepat—yang akhirnya mengubur wilayah tersebut.

Para ahli berpendapat bahwa otak korban berubah menjadi kaca karena awan panas yang menyelimutinya memiliki suhu yang cukup tinggi dan mengalami pendinginan yang sangat cepat. Sebaliknya, aliran piroklastik tidak memiliki kondisi suhu ekstrem yang memungkinkan terjadinya proses vitrifikasi ini.

Baca Juga: Geger Ilmuwan Klaim Pecahkan Misteri Pesawat MH370, Sebut Hal Mengerikan Ini

Proses perubahan menjadi kaca memerlukan kondisi suhu yang sangat spesifik, yang jarang terjadi secara alami. Agar hal ini terjadi, zat cair harus mengalami pendinginan yang sangat cepat sehingga tidak sempat mengkristal saat mengeras, serta harus memiliki suhu yang jauh lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya.

Untuk mengonfirmasi temuannya, tim peneliti menggunakan pencitraan sinar-X dan mikroskop elektron. Mereka menyimpulkan bahwa otak korban harus mengalami pemanasan hingga setidaknya 510 derajat Celsius sebelum mengalami pendinginan yang cepat.

Menariknya, bagian tubuh lain dari korban tidak menunjukkan tanda-tanda mengalami perubahan menjadi kaca. Hanya jaringan yang mengandung cairan yang bisa mengalami vitrifikasi, sementara tulang dan organ lain kemungkinan besar hancur akibat suhu tinggi sebelum sempat berubah menjadi kaca.

Para ilmuwan juga percaya bahwa tengkorak korban berperan dalam melindungi otaknya, sehingga memungkinkan terjadinya proses unik ini. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Scientific Reports.

x|close