A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Pertamina Mulai Uji Coba Produksi Bioavtur Berbahan Minyak Jelantah Kuartal II 2025 - Ntvnews.id

Pertamina Mulai Uji Coba Produksi Bioavtur Berbahan Minyak Jelantah Kuartal II 2025

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Mar 2025, 13:29
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kilang Pertamina Kilang Pertamina

Ntvnews.id, Jakarta - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), subholding Refining and Petrochemical Pertamina, akan memulai uji coba produksi bioavtur berbahan baku minyak jelantah pada kuartal II 2025.

Adapun uji coba ini dilakukan di Kilang Cilacap, Jawa Tengah dengan target produksi awal sebesar 9.000 barel per hari.

Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama KPI, mengatakan produksi bioavtur ini bisa menjadi solusi bagi maskapai penerbangan yang harus memenuhi standar energi bersih.

"Kilang Cilacap bisa memproses used cooking oil 9.000 barrel per hari," ujar Taufik dalam keterangannya, Rabu, 19 Maret 2025.

Baca juga: Gabungan Pengepul Minyak Jelantah Indonesia Akan Gelar Aksi Damai di Kemendag

Lebih lanjut, produksi bioavtur ini menggunakan metode coprocessing dengan campuran minyak jelantah sebanyak 3 persen dalam setiap produksi harian. Dengan skema ini, untuk 9.000 barel avtur yang diproduksi, dibutuhkan sekitar 270 barel minyak jelantah.

"KPI telah menyiapkan kerja sama dengan berbagai kolektor minyak jelantah guna memastikan ketersediaan bahan baku," jelasnya.

Selain itu KPI juga menjalin sinergi dengan Pertamina Patra Niaga untuk memperoleh pasokan minyak jelantah.

Pertamina menargetkan bioavtur ini dapat memenuhi kebutuhan penerbangan internasional yang sudah menerapkan kebijakan bahan bakar ramah lingkungan.

Menurutnyaa negara seperti Singapura dan Malaysia telah mewajibkan maskapai menggunakan 1 persen bahan bakar berkelanjutan dalam operasionalnya. 

Baca juga: Kemenag Gelar Penulisan Mushaf Nusantara untuk Peringati Nuzulul Quran

Dengan produksi bioavtur ini, maskapai yang transit di Indonesia dapat mengisi ulang bahan bakar sesuai regulasi yang berlaku di negara tujuan.

Bioavtur berbahan minyak jelantah ini juga akan dilakukan pengujian sebelum digunakan. Pengujian tersebut meliputi uji statis dan uji terbang untuk memastikan kualitas dan performa bahan bakar.

Dalam tahap awal, Pelita Air akan menjadi maskapai pertama yang menggunakan bioavtur dari minyak jelantah ini. Sebelumnya, uji coba serupa telah dilakukan dengan campuran 2,4 persen menggunakan bahan baku refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO).

Kilang Cilacap menjadi lokasi pertama produksi bioavtur berbahan minyak jelantah, dan apabila ekosistem bisnisnya telah berjalan secara sustain, maka kilang Plaju dan Kilang Dumai juga bisa menjadi opsi kilang lainnya untuk memproduksikan avtur berbahan minyak jelantah ini.

Dengan tambahan fasilitas ini, kapasitas produksi biavtur nantinya bisa meningkat dan memaksimalkan penggunaan bioavtur di Indonesia.

 

x|close