Bahlil Ungkap Bakal Tambah Pembangkit Listrik 69,5 GW di RUPTL Baru

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Mei 2025, 05:20
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia (NTV)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menetapkan sasaran peningkatan kapasitas pembangkit listrik hingga mencapai 69,5 gigawatt (GW), sebagaimana tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2025–2034.

“Kita membutuhkan 69,5 GW listrik mulai tahun 2025–2034,” ujar Bahlil saat menyampaikan keterangan dalam konferensi pers RUPTL PLN 2025–2034 yang digelar di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, 26 Mei 2025.

Penambahan kapasitas pembangkit ini bertujuan untuk mendukung perubahan dalam komposisi bauran energi nasional.

Kementerian ESDM menetapkan bahwa mayoritas pembangkit listrik yang ditambahkan—yakni sekitar 76 persen—akan berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT).

“Sekitar 42,6 GW adalah EBT dan 10,3 GW adalah storage,” ujar Bahlil.

Baca Juga: 6 Paket Insentif Pemerintah Dongkrak Ekonomi RI Kuartal II 2025, dari Diskon Listrik Sampai Bansos

Artinya, 61 persen dari total kapasitas tambahan pembangkit berasal dari sumber energi terbarukan, 15 persen berbentuk fasilitas penyimpanan energi, dan sisanya sebesar 24 persen atau 16,6 GW berasal dari sumber energi fosil, seperti gas dan batu bara.

Detail pembangkit dari EBT mencakup Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 17,1 GW; Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebanyak 11,7 GW; Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebesar 7,2 GW; Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) senilai 5,2 GW; Pembangkit Listrik Tenaga Bioenergi (PLTBio) sebesar 0,9 GW; serta Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebesar 0,5 GW.

Dengan kontribusi terbesar, PLTS akan menjadi sumber energi terbarukan utama dalam peningkatan kapasitas pembangkit pada RUPTL 2025–2034.

Menurut Bahlil, proses peningkatan pembangkit akan dibagi dalam dua tahap, yakni dalam dua periode lima tahunan.

“Lima tahun pertama totalnya 27,9 GW, dan lima tahun kedua 41,6 GW,” jelas Bahlil.

Baca Juga: Motor Listrik Niu Pecahkan Rekor Baru di Sirkuit F1 Shanghai

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa proyeksi pembangunan pembangkit listrik yang dituangkan dalam RUPTL 2025–2034 telah disusun dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.

Sebelumnya, Bahlil juga menegaskan bahwa pemerintah berupaya mencapai keseimbangan antara kebutuhan untuk menekan emisi karbon dan kemampuan aktual yang dimiliki Indonesia.

Ia menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memaksimalkan potensi kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, termasuk di antaranya pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan.

x|close