Dirut Pertamina Buka-Bukaan Soal Rencana Impor Migas dari AS: Bukan Penambahan, tapi Shifting

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Jun 2025, 19:25
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri dalam konferensi pers di Grha Pertamina, Jakarta, Jumat 13 Juni 2025. Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri dalam konferensi pers di Grha Pertamina, Jakarta, Jumat 13 Juni 2025. (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)

Ntvnews.id, Jakarta - PT Pertamina buka suara terkait rencana pemerintah menambah impor minyak dan gas bumi (migas) dari Amerika Serikat (AS).

Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan bahwa rencana impor migas dari AS bukan merupakan penambahan volume, melainkan bagian dari strategi shifting atau peralihan sumber impor. 

"Kami menyampaikan disini bahwa kita bukan menambah impor dari Amerika, melainkan adalah kita shifting, shifting impor," ucap Simon dalam Konferensi Pers di Grha Pertamina, Jakarta, Jumat 13 Juni 2025.

Simon menyebut peralihan ini merupakan bagian dari negosiasi terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan oleh pemerintah AS. 

Baca juga: Bahlil Tegas Minta Pertamina Impor Migas dari AS: Tidak Ada Alasan

Langkah ini sejalan dengan arahan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama energi dengan AS, khususnya dalam pengadaan minyak mentah dan peningkatan volume impor LPG.

Meski begitu, Simon menekankan pentingnya mempertimbangkan berbagai aspek dalam proses ini, termasuk durasi pengiriman dan harga yang ditawarkan. 

"Beberapa langkah ini perlu juga kita perhitungkan dari lamanya waktu pengiriman, termasuk dari harga yang kita dapat dari Amerika," ungkap Simon. 

"Kami yakin dengan bantuan serta negosiasi dari pemerintah kita akan mendapatkan solusi yang terbaik yang tentunya apabila dalam jangka panjang, kita tentunya bisa mendapat harga yang lebih kompetitif," sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Simon juga memastikan bahwa Pertamina tetap fokus menjaga ketahanan energi nasional. 

Selain menjalin kerja sama internasional, perusahaan juga terus mengembangkan potensi energi dalam negeri.

"Potensi Indonesia yaitu geothermal, untuk itu kita akan terus mendorong peningkatan kapasitas geothermal energi terbarukan dengan meningkatkan ekosistem bioenergi yaitu biodiesel dan biofuel," tandasnnya.

Baca juga: Airlangga Sebut RI Masih Lobi AS untuk Tambah Impor Migas

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan terkait rencana peningkatan impor minyak dan gas dari AS.

Hal tersebut diungkapkan setelah bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara pada Kamis, 17 April 2025. 

"Saya rapat tadi dengan bapak presiden untuk memastikan komoditas apa saja yang akan kita lakukan, impor tambahan dari US (Amerika Serikat) dalam rangka membuat keseimbangan neraca perdagangan kita," kata Bahlil kepada wartawan usai pertemuan.

Setelah pertemuan, Bahlil menjelaskan bahwa berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar US$ 14,5 miliar. 

Oleh karena itu, pemerintah ingin menyeimbangkan neraca perdagangan sebagai bagian dari strategi negosiasi dengan pihak AS.

Rencananya, Indonesia akan mengimpor produk seperti LPG, minyak mentah, hingga bahan bakar minyak (BBM) dari Amerika Serikat.

"Nilainya untuk bisa memberikan keseimbangan terhadap neraca perdagangan kita," katanya. 

x|close