Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan ekspor Indonesia ke Peru mencapai US$5 miliar melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), yang diyakini akan menguntungkan kedua negara dan meningkatkan daya saing kawasan.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, menjelaskan kerja sama CEPA ini akan membawa manfaat signifikan di sektor ekspor. Menurutnya, peluang untuk mendorong peningkatan perdagangan antara Indonesia dan Peru cukup besar.
"Kita mencoba menargetkan 5 miliar dolar AS dalam beberapa tahun ke depan. Mudah-mudahan ini kalau bisa loncat ini luar biasa," ujarnya dalam jumpa pers IP CEPA di Jakarta, Selasa, 12 Agustus 2025.
Baca Juga: Kemendag Tegaskan Tak Ada Instruksi Tarik Beras Premium dari Ritel Modern
Berdasarkan data 2024, total perdagangan Indonesia-Peru tercatat sebesar US$480,7 juta. Meski nilainya masih relatif kecil, perdagangan kedua negara menunjukkan pertumbuhan rata-rata 15,08 persen per tahun pada periode 2020–2024. Ekspor Indonesia pada 2024 mencapai US$331,2 juta, sementara impor bernilai US$149,6 juta.
Produk unggulan ekspor Indonesia mencakup kendaraan bermotor, alas kaki, minyak sawit beserta turunannya, dan lemari pendingin. Selama periode 2020–2024, ekspor tumbuh rata-rata 15,4 persen per tahun. Adapun produk impor dari Peru meliputi biji cokelat, briket batu bara, bahan bakar padat, pupuk, anggur, dan seng mentah, dengan rata-rata pertumbuhan impor sebesar 13,5 persen per tahun.
Djatmiko menambahkan, dari sisi kuantitatif, Indonesia akan memperoleh preferensi lebih dari 90 persen pos tarif di Peru.
"Nah ini semua sudah mendapatkan referensi akses pasar yang sangat amat bagus. Jadi hampir semuanya sudah nol, nanti akan diberikan komitmen biar masuk nol," jelasnya.
Baca Juga: Ramai Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI, Ini Respons Kemendagri
Kesepakatan IP CEPA sendiri telah ditandatangani oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, dan Menteri Perdagangan Luar Negeri serta Pariwisata Peru, Ursula Desilu Leon, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 11 Agustus 2025.
Budi menyebutkan, perjanjian ini akan memperluas akses pasar bagi berbagai komoditas unggulan Indonesia.
"Jadi, perjanjian-perjanjian ini kan sifatnya bertahap. Artinya, CEPA ini kerangkanya, kemudian nanti bertahap. Kalau belum ada yang mau diperjanjikan tinggal nambah-nambah, jadi bagus ini," katanya di Jakarta, Senin, 11 Agustus 2025.
(Sumber: Antara)