Ntvnews.id, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mencatatkan kerugian sebesar Rp742 miliar pada semester I-2025.
Angka tersebut terpangkas rugi bersih 74 persen dibandingkan rugi Rp2,84 triliun pada periode sama tahun sebelumnya year on year (yoy).
Perseroan mencatatkan EBITDA Grup yang disesuaikan positif senilai Rp820 miliar pada semester I-2025, dengan EBITDA Grup positif senilai Rp447 miliar.
“Perseroan mencatatkan rekor baru pada kuartal II-2025, seiring dengan GTV (gross transaction value) inti Grup, pendapatan bersih, EBITDA, dan EBITDA yang disesuaikan semuanya mencapai rekor tertinggi baru,” ujar Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo dalam Paparan Laporan Keuangan GoTo, Rabu, 13 Agustus 2025.
Patrick mengatakan investasi di infrastruktur teknologi, termasuk kesuksesan dalam melakukan migrasi cloud, digabungkan dengan perkembangan pesat dalam strategi Artificial intelligence (AI), mampu membuat perseroan berada di posisi yang baik untuk pertumbuhan di masa depan.
Baca juga: Dirut GoTo Patrick Walujo Raih Predikat The Best CEO dari Extel
“Kami tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai pedoman kinerja kami, sejalan upaya kami untuk menciptakan bisnis teknologi yang berkelanjutan, berfokus pada pelanggan yang mendukung kehidupan jutaan mitra pengemudi dan mitra usaha di seluruh Indonesia,” ujar Patrick.
Pada kuartal II-2025, GoTo mencatatkan GTV inti Grup senilai Rp89,8 triliun, atau meningkat 43 persen (yoy), dengan total GTV Grup menjadi Rp152,9 triliun atau meningkat 26 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, pendapatan bersih tumbuh 23 persen (yoy) menjadi Rp4,3 triliun pada kuartal II-2025.
Patrick mengungkapkan GoTo telah menyelesaikan proses migrasi cloud yang kompleks pada kuartal II-2025, dengan melakukan transisi sistem ke Alibaba Cloud dan Tencent Cloud.
“Migrasi ini diperkirakan akan mengurangi biaya cloud tahunan lebih dari 50 persen, sekaligus memberikan kelincahan lebih tinggi, serta mempercepat waktu peluncuran fitur-fitur baru. Langkah ini juga mendukung prioritas kedaulatan data Indonesia, dengan seluruh data disimpan dan diproses di infrastruktur yang berbasis di Indonesia,” ujar Patrick.
Ia melanjutkan, perseroan telah membentuk pusat teknologi baru di China untuk mengakses salah satu sumber daya keahlian rekayasa teknologi terkaya di dunia.
Pusat teknologi baru itu akan mempercepat peta jalan produk perseroan dan meningkatkan kapabilitas seluruh organisasi rekayasa di Indonesia dan wilayah lainnya melalui alih pengetahuan.
Kemudian, perseroan meluncurkan model fondasi Sahabat-AI dengan 70 miliar parameter pada kuartal kedua yang dilatih dan ditempatkan sepenuhnya di Indonesia.
"Model ini kini dapat beroperasi dalam Bahasa Indonesia dan bahasa daerah seperti Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Bali, dan Bahasa Batak, selain beberapa bahasa internasional lainnya," ujar Patrick.
Direktur Keuangan Grup GoTo Simon Ho mengatakan kinerja perseroan pada kuartal II-2025 menegaskan kekuatan model operasional dan pelaksanaan strategi disiplin.
“Kami mengoptimalkan daya ungkit operasional dan menerapkan disiplin keuangan yang ketat untuk menjaga profitabilitas, untuk menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi pemegang saham,” ujar Simon.
Pada kuartal II-2025, GoTo mencatatkan arus kas dari aktivitas operasional yang disesuaikan seniIai Rp313 miliar, kemudian laba usaha mencatat positif pertama kalinya senilai Rp21 miliar.
Kemudian, imbalan jasa e-commerce dari PT Tokopedia tercatat senilai Rp199 miliar pada kuartal II-2025.
Hingga 30 Juni 2025, perseroan memiliki senilai Rp18,2 triliun dalam bentuk kas, setara kas dan deposito jangka pendek.
(Sumber: Antara)