Mentan Amran Buka-bukaan Indonesia Tidak Impor Beras, Bandingkan dengan Negara Maju

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Agu 2025, 09:51
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman/Ist Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman/Ist

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan menyampaikan keberhasilan Indonesia menghentikan impor beras di tengah krisis pangan global. 

Mentan menjelaskan bahwa negara-negara maju seperti Jepang menghadapi lonjakan harga beras hingga 90,7 persen pada Juli 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu tertinggi sejak 1971 hingga masyarakat setempat harus antre untuk membeli beras murah.

"Alhamdulillah, kita patut bersyukur stok beras dalam negeri sangat cukup, sehingga tahun ini kita tidak impor beras. Hingga Agustus ini stok beras aman dan produksi on the track terus meningkat. Di Jepang, harga beras melonjak 90,7 persen pada Juli 2025, tertinggi sejak 1971, hingga rakyatnya antre untuk mendapatkan beras murah,” ujar Mentan Amran dalam keterangan resminya Senin 25 Agustus 2025.

"Sementara itu, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dari produksi sendiri. Ini capaian luar biasa," sambungnya.

Baca juga: Daftar Tunjangan Anggota DPR yang Alami Kenaikan, dari Uang Rumah hingga Beras

Ia menyebut berdasarkan data FAO, USDA, dan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional melonjak dari 30,62 juta ton pada 2024 dan diperkirakan mencapai 33,8–35,6 juta ton pada 2025. 

Cadangan beras pemerintah juga mencapai rekor tertinggi dalam 57 tahun, yakni 4,2 juta ton, jauh melampaui stok tahun lalu yang hanya sekitar 1 juta ton.

“Dulu kita defisit stok dan terpaksa impor 7 juta ton pada 2023 dan 3–4 juta ton pada 2024. Kini, stok kita tertinggi dalam sejarah, dan dunia mengakui ketahanan pangan Indonesia. FAO dan Departemen Pertanian Amerika memuji capaian ini,” ungkapnya.

Amran menambahkan, panen kedua pada September 2025 akan semakin memperkuat pasokan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan beras.

Tak janya itu, ia menegaskan pemerintah berhasil menekan harga beras yang sempat melonjak. 

Menurut data Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 26 Agustus 2025, harga beras medium dan premium berangsur turun di 15 provinsi, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Program SPHP Amankan Pasokan Beras, PCO: Ada yang Nakal, Bereskan!

“Dua hari lalu, harga beras turun di 13 provinsi, dan kini meluas ke 15 provinsi. Saya optimistis harga akan semakin stabil dalam beberapa minggu ke depan, seiring penguatan distribusi beras SPHP,” ujar Mentan Amran.

Penurunan ini didorong oleh operasi pasar Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digencarkan Perum Bulog bersama TNI/Polri dan instansi terkait. 

Saat ini Bulog menyalurkan 6.000 ton beras SPHP per hari, dengan rencana peningkatan menjadi 7.000–10.000 ton per hari hingga akhir 2025. Total target penyaluran hingga Desember mencapai 1,3 juta ton.

x|close