Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia mencanangkan 33 proyek strategis yang akan digarap.
Untuk mendukung pembiayaan proyek tersebut, Danantara juga telah meluncurkan obligasi atau surat utang sebagai platform investasi.
CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengungkapkan salah satu sektor dari 33 proyek yang hendak digarap diantaranya proyek waste to energy (WTE) atau pengelolaan sampah menjadi energi.
"Yang 33 itu yang waste to energy kan. Nah kita sedang PP-nya sudah rampung, itu akan segera laksanakan untuk tender prosesnya di berapa daerah yang sudah siap," ucap Rosan, Kamis 4 September 2025.
Baca juga: CEO Danantara Rosan Sebut Prajogo Pangestu dan Grup Djarum Berminat Beli Patriot Bond
Rosan menyebut sejumlah daerah yang siap menjalankan proyek WTE, di antaranya Jakarta, Bandung, Bali, Semarang, Surabaya, hingga Makassar.
Dalam hal ini, ia menegaskan proses tender akan dilakukan terbuka dan transparan.
Seperti diketahui, Danantara Indonesia membidik dana Rp50 triliun atau sekitar US$3,1 miliar dari penerbitan surat utang atau obligasi bertajuk Patriot Bond.
Danantara berencana menerbitkan obligasi dalam dua tenor diantaranya 5 tahun dan 7 tahun dengan nilai masing-masing Rp25 triliun.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani bertemu dengan CEO BPI Danantara Indonesia Rosan Roeslani membahas langkah konkret dalam mendorong realisasi investasi publik.
"Termasuk strategi pembiayaan melalui opsi penerbitan obligasi Danantara," ucap Sri Mulyani dalam akun Instagram pribadinya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Danantara Akan Terbitkan Patriot Bond, Bidik Proyek Pengolahan Sampah hingga Transisi Energi
Bendahara negara itu menjelaskan, pembahasan difokuskan pada rencana 33 proyek strategis, dengan 5 proyek prioritas yang berlokasi di beberapa kota.
Proyek awal ini dipilih berdasarkan kesiapan dan potensi manfaat sosial-ekonomi yang tinggi agar setiap rupiah investasi dapat memberikan nilai tambah bagi pembangunan daerah dan nasional.
"Kami juga menyoroti pentingnya menjaga kesinambungan operasional proyek di daerah. Komunikasi yang transparan kepada pasar, publik, dan antarlembaga menjadi kunci untuk memperkuat koordinasi," bebernya.