Isu Impor Beras, Wamentan: Itu untuk Restoran Khusus

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Sep 2025, 11:37
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam jumpa pers seusai membuka Seminar Nasional Mahasiswa Pertanian yang tergubung dalam Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (Popmasepi) di Jakarta, Rabu (10/9/2025). Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam jumpa pers seusai membuka Seminar Nasional Mahasiswa Pertanian yang tergubung dalam Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (Popmasepi) di Jakarta, Rabu (10/9/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menegaskan bahwa isu impor beras yang beredar perlu diluruskan. Menurutnya, beras impor yang masuk ke Indonesia bukan untuk konsumsi masyarakat luas, melainkan khusus untuk memenuhi kebutuhan restoran tertentu.

Ia mencontohkan, restoran Jepang menggunakan beras asal Jepang dengan butiran kecil, sementara restoran Arab dan India membutuhkan beras basmati yang tidak bisa digantikan dengan beras lokal Indonesia.

"Nah, ini kan ada lagi simpang siur. Pak, itu nyatanya ada beras impor? Yang dimaksud beras yang diimpor itu beras restoran Jepang, itu kan dia pakai beras Jepang. Itu nggak bisa diganti, itu beras-beras khusus, kecil, dia nggak terlalu besar gitu," ujar Wamentan di Jakarta, Rabu, 10 September 2025.

" Itu katanya nggak impor beras, kok impor beras? Itu beras, misalnya masakan Arab, masakan India, itu kan pakai beras basmati. Itu nggak bisa diganti sama beras kita. Nah, itu untuk restoran-restoran khusus gitu loh," tambahnya.

Wamentan Sudaryono Wamentan Sudaryono

Sudaryono menekankan bahwa impor beras ini bersifat terbatas dan spesifik, sehingga tidak bisa disamakan dengan beras konsumsi rumah tangga yang termasuk kategori beras medium, yang produksinya cukup dari dalam negeri.

Ia juga menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga kedaulatan pangan dengan memastikan tidak ada impor beras medium, sehingga kebutuhan pokok masyarakat tetap dipenuhi dari hasil produksi petani lokal.

Baca Juga: Harga Pupuk Dunia Menggila, Wamentan Sudaryono Minta Petani Tak Panik

"Yang dimaksud tidak impor beras itu adalah impor beras konsumsi masyarakat. Beras medium, kita nggak impor," ujar Sudaryono seusai membuka Seminar Nasional Mahasiswa Pertanian yang tergabung dalam Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (Popmasepi).

Selain beras, Sudaryono menyampaikan pemerintah menargetkan tidak melakukan impor jagung pada tahun 2025, dengan memaksimalkan produksi dalam negeri melalui peningkatan produktivitas dan kebijakan pendukung petani.

Baca Juga: Wamentan Sudaryono Kecam Pupuk Palsu: Zalim dan Harus Diberantas!

Target yang sama juga diterapkan pada komoditas gula konsumsi, dengan visi mendorong swasembada untuk menjaga harga stabil dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar negeri.

Wamentan menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target ini, sementara Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama jajaran, termasuk dirinya, berkomitmen penuh mewujudkan kemandirian pangan pada 2025.

"Presiden sudah bikin target dan ini sekarang oleh Pak Mentan Pak Amran, kami sebagai tim support-nya beliau, kita dukung Pak Amran untuk mewujudkan ini, kita tidak impor lagi untuk beras, jagung, dan gula konsumsi di tahun 2025 ini," katanya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa sepanjang 2025 Indonesia tidak akan melakukan impor beras, sebagai bukti kerja keras petani menjaga kedaulatan pangan nasional.

"Yang terpenting, yang menarik adalah, sampai September sekarang, tidak ada impor (beras) Benar? Tahun lalu, 3-4 juta ton. Itu yang terpenting. Kita harus bangga atas gagasan besar Bapak Presiden (Prabowo Subianto), itu paling penting," kata Mentan saat ditemui di kawasan DPR RI Senayan Jakarta, Rabu, 3 September 2025.

Ia menyebutkan bahwa stok beras nasional pada awal September 2025 mencapai sekitar 4 juta ton, jauh lebih tinggi dibanding periode sama tahun sebelumnya yang hanya berkisar 1–2 juta ton.

Menurut Mentan, capaian tersebut menjadi bukti nyata keberhasilan kebijakan pangan nasional, sehingga masyarakat patut bangga atas gagasan besar Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga kedaulatan pangan dan mengurangi ketergantungan impor beras. (Sumber: Antara)

x|close