Menkeu Purbaya Disebut 'Cowboy', Ekonom Senior INDEF: Selalu Bicara 'Out Of The Box' tapi Pakai Data

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Sep 2025, 14:08
thumbnail-author
Ramses Manurung
Penulis & Editor
Bagikan
Ekonom Senior INDEF Aviliani dalam program DonCast Nusantara TV Ekonom Senior INDEF Aviliani dalam program DonCast Nusantara TV

Ntvnews.id, Jakarta - Penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) menggantikan Sri Mulyani yang telah lama mengabdi cukup mengejutkan publik. Tak sedikit pihak yang meragukan kemampuan Purbaya. Apalagi gaya bicaranya yang blak-blakan sehingga dijuluki 'cowboy'.

Lantas siapa sebenarnya Purbaya Yudhi Sadewa? Apa kelebihannya hingga dipercaya Presiden Prabowo Subianto menjadi bendahara negara di tengah situasi penuh tantangan sekarang ini?

Ekonom Senior INDEF, Aviliani yang pernah menjadi kolega Purbaya Yudhi Sadewa di Komite Ekonomi Nasional (KEN) di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memaklumi jika banyak pihak yang terkejut dengan gaya Purbaya. Namun menurut Aviliani, terlepas dari gaya cowboy-nya, Purbaya adalah sosok yang mumpuni di bidang ekonomi dan keuangan.

"Karena di Indonesia ini kan biasa pejabat itu harus sopan. Terus harus hati-hati nanti pasar goyang gitu ya. Nah, kebetulan sosok Purbaya ini adalah orang yang memang apa adanya. Dan selalu kalau bicara tuh out of the box ya. Tapi dasarnya data. Selalu ada hal-hal yang dia lihat lebih dalam, lebih dalam gitu ya," kata Aviliani saat menjadi narasumber program DonCast Nusantara yang dipandu jurnalis senior Nusantara TV Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer, Kamis (11/9/2025).

Aviliani mengungkapkan selama 4 tahun di KEN, Purbaya selalu memberikan warna ketika diskusi.

"Memang orangnya apa adanya. Nah, di kita ini kadang-kadang kalau apa adanya tuh belum tentu bisa diterima gitu. Jadi kayak kemarin kan begitu dia ngomong kan orang kaget-kaget. Ini memberikan warna baru menurut saya supaya kita bicara apa adanya tidak ditutup-tutupi yang akhirnya nanti masyarakat membukanya dengan hal-hal yang lebih negatif," ujarnya.

Menurut Aviliani, Purbaya juga orang yang prudent dan selalu berbicara berlandaskan data.

"Dia ngomong pasti ada data. Engga mungkin dia ngomong tanpa data," tandasnya.

Aviliani menyebut Purbaya cukup lama berkecimpung di pasar. Hanya saja institusi yang dipimpinnya tidak berhubungan langsung dengan lembaga lain. Karena itu 'Pekerjaan Rumah' (PR) bagi Purbaya sebagai Menkeu baru adalah bagaimana gebrakan awalnya yang bagus dapat diikuti kementeriaan lain.

Baca juga: Dar Der Dor Omongan Menkeu Purbaya, dari Soal Ekonomi Pulih 3 Bulan hingga Respons Tuntutan 17+8

"Karena misalnya contoh yang Rp200 triliun mau diguyurin. Itu bagus likuiditas jadi lebih besar. Makanya sahamnya pada naik. Tapi nanti yang jadi problem adalah apakah sektor riilnya itu memang yang jadi fokus dari pemerintah ini berjalan engga? Kalau engga kan nanti uangnya jadi engga bergerak lagi," tuturnya.

Terkait pernyataan Purbaya yang percaya diri mampu memperbaiki ekonomi Indonesia. Aviliani meyakini Purbaya pasti menggunakan data sebagai landasan hingga berani membuat pernyataan tersebut.

"Dia pasti pakai data. Nah, tapi data itu kan berdasarkan hitung-hitungan. Cuman kan itu ada asumsi lain. Asumsi lain adalah pergerakan yang harus dilakukan oleh tim lain. Karena Menteri Keuangan itu kan ibaratnya bendahara yang dia pingin belanja. Tapi kan belanja tidak hanya dari Menteri Keuangan, belanja dari kementerian lain dong, KL-KL lain. Ya, mungkin yang bisa dilakukan juga insentif. Tapi insentif enggak boleh Menteri Keuangan keluarin sendiri. Insentif itu permintaan dari kementerian lain. Nah, ini yang mungkin perlu sebagai Menteri Keuangan untuk mendorong semuanya kementerian supaya cepat belanja atau memberikan insentif," paparnya.

Di sisi lain, kata Aviliani, menteri juga harus berani bicara kepada Presiden Prabowo. Semisal soal fokus anggaran.

"Sekarang ini anggaran kebesaran misalnya di Kementerian Pertahanan. Kalau dia berani dia bisa terbantu untuk bisa belanja dengan baik dan fokus pada anggaran pemerintah yang kaitan dengan Asta Cita," ucapnya.

Aviliani kembali menekankan bagaimanapun Kemenkeu tidak bisa bekerja sendirian. Harus bersinergi dengan berbagai kementerian dan lembaga.

"Nah, makanya nah makanya satu sisi harus ada sektoral yang bergerak. Misalnya kan pangan pemerintah kan sudah menganggarkan cukup banyak tuh. Nah, gimana pangan ini bergulir untuk kepada masyarakat khususnya adalah para petani misalnya. Nah, itu sudah menghidupi para petani," ujarnya.

"Itu tugas menteri keuangan. Harus bisa," pungkasnya.

x|close