Diterjang Ombak 9 Meter Sampai Ancaman Perompak, Ini Kisah Pelaut PIS Dalam Antarkan Energi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Okt 2025, 13:29
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pertamina International Shipping Pertamina International Shipping (Pertamina)

Ntvnews.id, Jakarta - Menerjang ombak hingga setinggi gedung hingga bersiaga sepanjang waktu mengantisipasi serangan perompak merupakan keseharian yang dihadapi kru pelaut yang terpaksa menghadapi itu semua demi memenuhi kebutuhan energi nasional.

Captain Andhika Dwi Cahyo dari Pertamina International Shipping (PIS) menceritakan bahwa dirinya pernah menahkodai kapal tanker minyak mentah di Tanjung Harapan, Afrika Selatan. Andhika mengaku harus bertahan mati-matian di perairan tersebut sebab cuaca ekstrem yang menyebabkan ombak setinggi 9 meter terus menghantam perjalanannya.

Beda lagi cerita Captain Adi Nugroho dari PIS. Pria yang sudah berlayar hampir 30 tahun tersebut menceritakan salah satu ancaman terbesar sebagai seorang pelaut adalah serangan perompak. Meski bersyukur tidak pernah ada lanun yang pernah sampai naik ke tanker, namun Adi dan krunya selalu siap siaga menjalankan prosedur pengamanan kapal

“Jadi ada modus di sekitar Palawan di barat Filipina, ada sejumlah nelayan yang suka menawarkan ikan yang kapalnya cepat sekali, tapi itu sebenarnya itu kamuflase saja karena mereka membawa senjata laras panjang,” cerita Adi dalam keterangannya, Selasa, 28 Oktober 2025.

Pelaut PIS lainnya, 3rd Officer Eka Retno Ardianti, punya kisah menarik lainnya. Eka yang mengaku punya minat traveling sangat tinggi sejak dulu menjadikan itu alasan menjadi pelaut. Namun, sebagaimana persepsi umum bahwa perempuan kurang cocok sebagai pelaut, orang tua Eka pun nyaris menghentikan niatnya memilih karier pelaut.

“Tapi mereka akhirnya melunak, dan saya sekarang bisa kerja sambil jalan jalan,” celoteh Eka.

Baca Juga: Pertamina International Shipping Dorong Transformasi Digital, Tim Keuangan Jadi Ujung Tombak Inovasi

Pelaut merupakan salah satu elemen terpenting dalam operasional PIS. Sejumlah talenta maritim yang bertugas di armada PIS berbagi kisah mengenai pengalaman mereka saat menjalankan tugasnya.

Captain Andhika yang kini bertugas sebagai master kapal Pertamina Gas 1 misalnya, menuturkan para pelaut Indonesia kini makin dikenal di dunia pelayaran internasional berkat keterampilan dan keuletannya. Hal ini dia dapati langsung dari kolega luar negeri yang ditemui sepanjang melaut di perairan internasional.

“Pada dasarnya, pelaut Indonesia punya kemampuan yang tidak kalah dari pelaut-pelaut luar negeri. Kendati demikian, kita sebagai talenta lokal harus update mengenai regulasi dan ketentuan pelayaran internasional yang terus berkembang dari waktu ke waktu,” terang Andhika.

Pada kesempatan yang sama, Captain Adi Nugroho mengamini kualitas pelaut asal Indonesia di lapangan yang kian harum namanya. Untuk itu, menurutnya, pelaut dalam negeri wajib mengasah kemampuan bahasa Inggris agar memudahkan kinerja mereka di masa mendatang yang penuh akan korespondensi dan istilah teknis baru dalam bahasa tersebut.

“Tantangan bagi pelaut kita itu utamanya bahasa Inggris. Kalau dari kemampuan lain, kita enggak kalah,” tukas Adi yang kini berperan sebagai master dari kapal PIS Papandayan.

Baca Juga: Kejaksaan Tahan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga dan Dirut Pertamina International Shipping

Pekerjaan sebagai pelaut yang sebelumnya identik dengan dunia laki-laki, pun mulai luntur dengan semakin bertambahnya kru perempuan. Hal ini diamini oleh Eka Retno Ardianti, seorang 3rd Officer di kapal PIS Natuna, sebuah kapal oil tanker yang sedang membawa avtur.

Eka yang meniti karier sebagai pelaut dari jenjang kadet pada 2017 silam mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak mendapat perlakuan yang berbeda dari lingkungan kerja karena semua dinilai dari kompetensi semata. Kendati demikian, Eka menekankan PIS sebagai perusahaan memberikan perhatian lebih terkait kebutuhannya sebagai perempuan.

“Saya merasakan selama ini sudah memberikan kebijakan yang afirmatif yang mendorong pekerja perempuan untuk berkarier secara aman dan nyaman, sehingga kami pun dapat terus fokus meningkatkan kemampuan dan melayani kebutuhan energi,” jelas Eka.

Hingga saat ini tercatat PIS mengelola sebanyak 5.300 pelaut baik langsung maupun tidak langsung. Guna mendukung kinerja para pelautnya, PIS memberikan dukungan terukur yang menunjang keselamatan dan kinerja mereka.

Salah satu bentuk dukungan PIS terhadap kesejahteraan pelaut terlihat dari pencapaian zero fatality kru kapal dan 40,5 juta jam kerja aman. Pencapaian tersebut merupakan buah transformasi perusahaan dan ekspansi bisnis yang terus dilakukan tanpa mengurangi sedikit pun aspek kesejahteraan para pelaut.

Baca Juga: Inovasi di Tengah Kemarau, Pertamina Tanam Harapan Bersama Petani Desa Sobokerto

Seiring dengan transformasi dan ekspansi bisnis yang terus dilakukan, PIS tak sekadar memperkuat armada namun juga kru kapalnya. Salah satu ekspansi tersebut dilakukan dengan merambah 50 rute global dan membuka kantor cabang di Singapura, Dubai, dan London.

Dari total 106 kapal milik PIS, sebanyak 58 kapal mendapatkan skor sangat baik dengan rata-rata 3,15 dari 5 dalam Ship Inspection Report (SIRE), memenuhi syarat untuk beroperasi di perairan regional khusus.

Berbagai armada PIS juga lulus inspeksi oleh perusahaan minyak dan gas global terkemuka. Seluruh pelaut ini berkontribusi terhadap kesuksesan PIS dalam mendistribusikan 161 miliar liter minyak, produk BBM, dan LPG ke seluruh negeri maupun mancanegara.

“Selain memberikan lingkungan yang kerja mumpuni bagi para pelaut, kami berkomitmen membantu mereka dalam meningkatkan kemampuannya secara berkala. Melalui berbagai dukungan tersebut, kami meyakini pelaut-pelaut Indonesia, khususnya di PIS, punya kemampuan yang tidak kalah dengan para pelaut internasional,” imbuh Corporate Secretary PIS Muhammad Baron. 

x|close