Ntvnews.id, Jakarta - Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan kinerja negatif sepanjang sembilan bulan pertama 2025.
Adapun rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal III tahun 2025 sebesar USD182,54 juta atau Rp3,05 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Rabu 5 November 2025, pendapatan usaha hingga akhir September 2025 turun jadi USD2,39 miliar dari USD2,56 miliar pada kuartal III tahun 2024.
Pendapatan usaha terdiri dari penerbangan berjadwal yang turun menjadi USD1,84 miliar, penerbangan tidak berjadwal naik jadi USD299,5 juta dan lainnya USD245,8 juta.
Baca juga: Garuda Indonesia Gelar RUPSLB Hari Ini, Mau Rombak Pengurus
Dari sisi biaya, total beban GIAA tercatat USD2,28 miliar, lebih rendah dari pada periode sama tahun lalu USD2,38 miliar.
GIAA juga mendapatkan keuntungan dari selisih kurs bersih dari yang sebelumnya rugi USD7,5 juta menjadi USD14,7 juta
Perusahaan juga mencatat pendapatan keuangan naik menjadi USD18,1 juta.
Kendati demikian, GIAA masih menanggung beban keuangan sebesar USD372,8 juta. Sehingga rugi sebelum pajak penghasilan naik jadi USD211,7 juta dari kuartal III tahun 2024 yang sebesar USD148,06 juta.
Baca juga: Garuda Indonesia Mulai Angkut Pulang Ribuan Artefak dan Fosil Bersejarah dari Belanda ke Tanah Air
Setelah dikurangi manfaat pajak penghasilan, maka rugi periode berjalan hingga kuartal III tahun ini menjadi USD180,7 juta.
Ilustrasi - Deretan pesawat milik maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Lucky R/kye/aa. (Antara)