Ntvnews.id, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny H. Kairupan, menegaskan tambahan modal sebesar Rp23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (DAM) menjadi dorongan penting dalam memperkuat transformasi bisnis maskapai pelat merah itu.
"Tambahan modal ini menjadi tonggak penting bagi percepatan transformasi Garuda Indonesia," kata Glenny sebagaimana keterangan di Jakarta, Jumat, 14 November 2025.
Menurutnya, penyertaan modal tersebut mencerminkan kepercayaan pemerintah terhadap arah strategis Garuda menuju pemulihan berkelanjutan.
“Penyertaan modal ini adalah bentuk keyakinan terhadap visi jangka panjang kami untuk menjadi maskapai nasional yang sehat, tangguh, dan berkelas dunia,” ujar Glenny.
Glenny menyebutkan bahwa tambahan modal ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Tangerang, Rabu, 12 November 2025. Rapat yang dihadiri pemegang saham mewakili 75,88 persen total saham itu menandai babak baru bagi Garuda Indonesia di bawah kepemimpinannya, dari fase pemulihan menuju pertumbuhan dan daya saing global.
Baca Juga: RUPSLB Garuda Indonesia Restui Suntikan Rp23,6 Triliun dari Danantara
Dana tersebut disalurkan melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD), terdiri dari setoran tunai Rp17,02 triliun dan konversi utang Rp6,65 triliun. Dari total Rp23,67 triliun, sekitar Rp8,7 triliun (37 persen) dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja, seperti pemeliharaan pesawat dan peningkatan layanan, sedangkan Rp14,9 triliun (63 persen) diperuntukkan memperkuat operasional Citilink, termasuk pelunasan kewajiban bahan bakar kepada Pertamina periode 2019–2021.
"Dengan permodalan yang lebih kuat, kami dapat memperkokoh keandalan operasional dan meningkatkan kesiapan armada untuk menghadirkan layanan penerbangan yang modern dan andal,” ujar Glenny. Ia menilai dukungan Danantara menjadi bukti kolaborasi pemerintah dan manajemen dalam mempercepat pemulihan Garuda.
"Kami yakin keseimbangan antara pemulihan kinerja jangka pendek dan ketahanan bisnis jangka panjang adalah kunci menuju pertumbuhan berkelanjutan,” ujarnya.
Baca Juga: Danantara Tegaskan Dukungan Penuh pada Restrukturisasi dan Transformasi Garuda Indonesia
Glenny bukan orang baru di dunia penerbangan. Ia merupakan lulusan Penerbang Angkatan Darat (Penerbad) 1973 dan Sekolah Pilot Curug 1975–1976, pengalaman yang membentuk kedisiplinan dan ketajaman visinya dalam memimpin industri penerbangan nasional.
Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan penyesuaian nominal investasi dilakukan setelah perhitungan matang sesuai kebutuhan Garuda saat ini.
"Saat ini yang dibutuhkan secukupnya itu. Sehingga kita melakukan penambahan modal Rp23,6 triliun,” kata Dony. Ia menegaskan, Danantara tidak melihat besar kecilnya angka, melainkan proses penyehatan yang komprehensif di tubuh Garuda.
"Kita fokus pada proses konsolidasi dan turnaround agar Garuda benar-benar menjadi perusahaan yang sehat,” tambahnya.
(Sumber: Antara)
Ilustrasi - Deretan pesawat milik maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Lucky R/kye/aa. (Antara)