Ntvnews.id, Jakarta - Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir mengungkapkan bahwa sekitar 95 persen dari total setoran dividen BUMN kepada negara masih bertumpu pada delapan perusahaan saja.
Pandu menjelaskan, meski terdapat 1.060 entitas di bawah Danantara, kontribusi pendapatan dividen masih sangat timpang. “Dari 1.060 perusahaan yang ada di bawah Danantara, 95 persen dividen itu hanya datang dari delapan perusahaan. Kurang dari 1 persen,” ujarnya dalam ANTARA Business Forum di Jakarta, Rabu.
Kondisi tersebut, menurut Pandu, mencerminkan tingginya ketergantungan negara pada segelintir BUMN berkinerja baik. Sementara itu, sekitar 52 persen perusahaan BUMN tercatat merugi dan memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap penerimaan negara. Ketimpangan ini menjadi pekerjaan rumah bagi Danantara untuk memperbaiki struktur portofolio BUMN.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Danantara mendorong restrukturisasi dan konsolidasi entitas BUMN, terutama yang memiliki kesamaan lini bisnis. Langkah ini diyakini dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat tata kelola, dan menciptakan perusahaan yang lebih besar serta kompetitif di tingkat regional.
“Contohnya di asset management. Dari delapan perusahaan, kita konsolidasikan menjadi satu sehingga dapat menjadi asset management terbesar di Indonesia dan mampu bersaing di level regional,” tuturnya.
Baca Juga: Danantara Dinilai Dongkrak Kepercayaan Investor, IHSG Sentuh Level 8.400
Selain itu, sektor kesehatan juga menjadi fokus pembenahan. Pandu menyoroti banyaknya rumah sakit milik Pertamina maupun BUMN lain yang selama ini beroperasi terpisah sehingga mencatat margin EBITDA hanya sekitar delapan persen, jauh di bawah standar industri sekitar 40 persen. Melalui konsolidasi dalam Danantara Hospital Group dan pengelolaan oleh manajemen profesional, ia optimistis margin dapat meningkat signifikan.
“Kalau kita satukan dan dikelola oleh orang yang memang berpengalaman membangun rumah sakit berstandar internasional, margin bisa naik. Paling tidak 20 persen pada tahun pertama dan 40 persen di tahun berikutnya. Nilai perusahaan bisa naik 5–6 kali lipat,” ujarnya.
ANTARA Business Forum 2025 (ABF 2025) yang diselenggarakan oleh Perum LKBN ANTARA di The Westin Jakarta menjadi wadah pembahasan arah kebijakan dan strategi pertumbuhan ekonomi menuju 2026. Forum ini mendapat dukungan dari tiga BUMN strategis, yakni PT PLN (Persero), MIND ID, PT Antam Tbk, serta Bank BJB.
Baca Juga: Danantara Percepat Transformasi BUMN dari Garuda Indonesia hingga Krakatau Steel
(Sumber : Antara)
CIO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Pandu Patria Sjahrir dalam acara Antara Business Forum (ABF) 2025, Jakarta, Rabu 19 November 2025 (ANTARA/Bayu Saputra) (Antara)