Dorong Hilirisasi, MIND ID Perkuat Peran Indonesia di Rantai Pasok Hijau Global

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Des 2025, 10:01
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
MIND ID MIND ID (Dok. Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, semakin menegaskan perannya sebagai motor utama percepatan hilirisasi mineral nasional yang berorientasi pada penguatan rantai pasok hijau dunia. Melalui pengelolaan mineral strategis secara terintegrasi, MIND ID tidak hanya memperkuat daya saing Indonesia di pasar global, tetapi juga mendorong tumbuhnya basis industri berkelanjutan yang bernilai tambah tinggi bagi perekonomian domestik.

Langkah konsisten MIND ID dalam menguasai proyek-proyek hilirisasi dipandang sebagai fondasi penting bagi transformasi BUMN tambang menuju ekosistem energi bersih global. Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Watch (IMEW), Ferdy Hasiman, menilai strategi tersebut menjadi titik masuk krusial bagi Indonesia untuk mengambil posisi dominan dalam rantai pasok mineral hijau dunia.

"MIND ID memiliki segala persyaratan untuk bersaing. Dengan masuk ke proyek hilirisasi, perusahaan sudah melangkah lebih maju. Proyek seperti smelter di Halmahera Timur milik Antam, hingga pembangunan fasilitas bauksit terintegrasi, mempertegas posisi MIND ID sebagai pelopor hilirisasi pemerintah," ujar Ferdy kepada Warta Ekonomi, Selasa (16/12/2025).

Baca Juga: Grup MIND ID Kerahkan Bantuan Kemanusiaan Ke Sumatra dan Jawa Timur

Keunggulan strategis Indonesia diperkuat oleh besarnya cadangan mineral yang dimiliki. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Indonesia menguasai sekitar 42 persen cadangan nikel dunia, 16,3 persen cadangan timah, serta 7,18 persen cadangan kobalt. Dengan basis sumber daya tersebut, MIND ID berada pada posisi sentral sebagai market leader yang mengintegrasikan berbagai komoditas mineral strategis dalam satu ekosistem hilirisasi.

Menurut Ferdy, keberadaan holding telah mengikis sekat ego sektoral di antara perusahaan anggota. Pola sinergi yang dibangun tidak hanya internal, tetapi juga merambah kolaborasi lintas BUMN dan sektor swasta nasional, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur pendukung seperti pasokan listrik dari PT PLN (Persero).

"MIND ID kini menjadi pemimpin yang bisa merangkul swasta nasional, baik di industri nikel, baterai, maupun bauksit. Sinergi ini krusial karena mereka adalah leader di segala bidang mineral; ada Antam di nikel dan bauksit, Inalum di alumina, hingga Freeport di tembaga," katanya.

Komitmen ESG dan Keberlanjutan

Dalam konteks keberlanjutan, Ferdy menegaskan bahwa MIND ID beserta entitas di bawahnya telah menjalankan praktik tata kelola perusahaan yang transparan dan akuntabel, sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Ia menyoroti penerapan praktik ramah lingkungan di PT Vale Indonesia yang memanfaatkan pembangkit listrik tenaga air dari aliran Danau Matano, serta konsistensi program reklamasi yang dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk dan PT Bukit Asam Tbk sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan jangka panjang.

Meski demikian, tantangan serius masih membayangi industri tambang nasional, khususnya terkait maraknya aktivitas pertambangan ilegal. "IUP ilegal ini yang memberikan stigma negatif terhadap industri tambang. Ini menjadi PR besar pemerintah karena mengganggu perusahaan yang sudah menjalankan ESG dengan baik," tegasnya.

Dari sisi sosial, kontribusi perusahaan-perusahaan anggota MIND ID terhadap masyarakat sekitar juga dinilai signifikan. Di wilayah Luwu Timur, kontribusi PT Vale tercatat hampir mencapai 90 persen bagi masyarakat lokal, sementara PT Freeport Indonesia memberikan sumbangan besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Mimika, Papua.

Baca Juga: Perkuat Inisiatif Smart Mining, Grup MIND ID Optimalkan Nilai Tambah Batu Bara Indonesia

Walaupun memiliki fundamental keuangan yang kuat dan bersifat bankable, Ferdy menilai konsistensi kebijakan pemerintah masih menjadi tantangan utama. Ia berharap pemerintah dapat memberikan ruang bagi MIND ID untuk bergerak secara profesional dengan pendekatan korporasi murni, tanpa intervensi yang bersifat non-bisnis.

"Pemerintah perlu memberikan dukungan berupa insentif pajak atau pemotongan pajak. Jangan sampai di satu sisi diminta membangun smelter dengan biaya besar, namun di sisi lain dibebani bea keluar yang tinggi. Dukungan pemerintah harus sinkron agar deviden yang dihasilkan nantinya juga besar bagi negara," pungkasnya.

Saat ini, MIND ID terus mempercepat realisasi berbagai proyek strategis nasional, mulai dari pengembangan ekosistem baterai terintegrasi di Halmahera Timur, pembangunan fasilitas manufaktur baterai di Karawang, hingga pengembangan artificial graphite sebagai penopang kebutuhan kendaraan listrik di masa depan. Seluruh langkah tersebut menjadi bagian dari akselerasi hilirisasi yang memperkokoh posisi Indonesia dalam rantai pasok hijau global.

x|close