Ntvnews.id, Jakarta - Tuduhan bahwa Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus buatan laboratorium dan akan menjadi pandemi selanjutnya tidak didukung oleh bukti ilmiah. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan BBC, HMPV pertama kali diidentifikasi di Belanda pada tahun 2001 dan telah menyebar secara global.

HMPV menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian atas yang ringan bagi kebanyakan orang. Virus ini menyebar melalui kontak langsung antara orang-orang atau ketika seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi.

Baca juga: Ahli Sebut HMPV Tak Berpotensi Menjadi Pandemi Selanjutnya

Lonjakan kasus HMPV di China Utara saat ini bertepatan dengan suhu rendah yang diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Maret. Namun, ahli epidemiologi Jacqueline Stephens dari Universitas Flinders di Australia menyatakan bahwa banyak negara lain di belahan bumi utara juga mengalami pertumbuhan tingkat HMPV.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau tingkat penyakit mirip flu di seluruh belahan bumi Utara dan belum menerima laporan tentang pola wabah yang tidak biasa di China atau tempat lain.

Para ahli menyatakan bahwa ketakutan akan pandemi seperti COVID-19 dibesar-besarkan karena HMPV bukanlah virus baru dan telah ada secara global selama beberapa dekade. Ini berarti orang-orang di seluruh dunia memiliki "beberapa tingkat kekebalan yang ada karena paparan sebelumnya", kata Dr Hsu.

Pejabat kesehatan merekomendasikan beberapa tindakan pencegahan untuk menghindari tertular HMPV dan penyakit pernapasan lainnya, seperti memakai masker di tempat-tempat ramai, mencuci tangan secara teratur, dan menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit.