Ntvnews.id, Jakarta - Hari Valentine, yang jatuh setiap tanggal 14 Februari, dikenal sebagai hari kasih sayang di seluruh dunia. Perayaan ini identik dengan bunga, cokelat, dan ungkapan cinta. Namun, di balik kemeriahan tersebut, ada sejarah panjang dan menarik yang melibatkan tradisi kuno, legenda, dan transformasi budaya.
Berikut adalah ulasan lengkap mengenai asal-usul Hari Valentine.
Sejarah Hari Valentine bermula dari masa Romawi kuno. Salah satu teori paling populer adalah keterkaitannya dengan festival pagan bernama Lupercalia. Festival ini dirayakan setiap tanggal 15 Februari untuk menghormati Faunus, dewa kesuburan, serta Romulus dan Remus, pendiri Roma.
Selama Lupercalia, para pria akan melakukan ritual purifikasi dengan mengorbankan hewan dan menyentuh para wanita dengan kulit hewan tersebut, yang diyakini dapat meningkatkan kesuburan.
Baca juga: Isi Permintaan Maaf Cinta Kuya ke Pemilik Rumah Korban Kebakaran di Los Angeles
Namun, perayaan ini berubah ketika Kekristenan mulai berkembang di Roma. Pada abad ke-5, Paus Gelasius I mengganti Lupercalia dengan Hari Santo Valentine, yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari.
Nama "Valentine" sendiri berasal dari seorang martir Kristen bernama Santo Valentinus. Ada beberapa cerita berbeda mengenai siapa sebenarnya Santo Valentine, tetapi yang paling terkenal adalah kisah seorang pendeta yang hidup pada abad ke-3 di Kekaisaran Romawi.
Pada masa itu, Kaisar Claudius II melarang pernikahan bagi para prajurit muda, karena ia percaya bahwa pria yang belum menikah lebih cocok menjadi tentara. Santo Valentine melanggar perintah tersebut dengan diam-diam menikahkan pasangan-pasangan muda. Karena tindakannya, ia akhirnya ditangkap dan dieksekusi.