Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Jakarta, yayasan yang menaungi Universitas 17 Agustus 1945 (UTA '45) Jakarta, Rudyono Darsono menilai sulitnya mencari keadilan di Indonesia. Bahkan, ia berseloroh, sampai hantu pun menuntut keadilan dalam penegakan hukum di Tanah Air.
"Saya mohon maaf ini Pak Jokowi, Pak Kapolri, jangan kita manusia, rakyat Indonesia, sudah nonton film Vina? Hantu pun menuntut keadilan di Indonesia," ujar Rudyono kepada wartawan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, Selasa (11/6/2024).
Menurut dia, lantaran begitu sulit mencari keadilan di Indonesia, sampai hantu sekali pun ikut-ikutan menuntutnya, bukan cuma manusia yang masih hidup.
"Saking sulitnya dan saking mahalnya, jual-beli perdagangan. Setan juga nuntut keadilan," tuturnya.
Hal ini yang kata Rudyono, juga pihaknya alami dalam pemblokiran Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) Yayasan, oleh pihak Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Pemblokiran ini sebelumnya disebut dimintakan oleh alumni UTA '45 Jakarta yang juga Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah.
Rudyono menilai aneh mengapa Basarah mengajukan pemblokiran SABH dan bisa disetujui.
Poster Film Vina: Sebelum 7 Hari.
"Ini adalah kampus swasta yang tidak dibiayai oleh alumni, tidak dibiayai oleh negara. Kami punya AD-ART sendiri, kami punya aturan sendiri, biar yayasan yang menyelesaikan," kata doktor hukum tersebut.