Ntvnews.id, Jakarta - Kini marak mata minus yang terjadi sejak usia dini. Hal ini salah satunya terjadi karena banyaknya penggunaan gadget seperti ponsel, maupun laptop atau komputer, oleh para remaja bahkan anak-anak, untuk berbagai aktivitas.
Menurut Dokter Spesialis Mata dan Ketua Contact Lens Service JEC Eye Hospitals and Clinics, Tri Rahayu, mata minus pada anak bisa diperlambat sejak dini, bukan hanya dikoreksi dengan kacamata. Orthokeratology (Ortho-K), kata dia terbukti efektif menahan laju pertambahan minus pada anak dan remaja.
Terapi ini menggunakan lensa kontak khusus yang dipakai saat tidur. Di pagi hari, anak bisa melihat jelas tanpa kacamata.
“Ortho-K membantu memperbaiki bentuk kornea sekaligus memperlambat progresi miopia,” ujarnya, Rabu, 18 Juni 2025.
Dokter Tri menyebut studi pascapandemi di Jakarta mencatat 40 persen anak SD alami gangguan refraksi. Di mana sebagian besar belum pernah pakai kacamata.
Menurutnya miopia yang tak tertangani bisa berkembang menjadi high myopia. Komplikasinya mencakup glaukoma, katarak, hingga kebutaan dini.
Sementara itu, Ortho-K kata Tri dapat digunakan untuk koreksi hingga minus -8.00 dioptri. Anak-anak dengan minus tinggi bisa mendapat manfaat besar dari terapi ini.
Contoh kasus, pasien usia 9 tahun dengan minus -3.50 menunjukkan kenaikan minus hanya -0.25 setelah setahun terapi. Ia menyebut ini jauh lebih rendah dari rata-rata.
“Keberhasilan ditentukan oleh kepatuhan dan peran aktif orang tua,” tambahnya. Ia menyebut kontrol rutin dan kebersihan lensa wajib dijaga.
Ia menegaskan bahwa JEC mendorong skrining sejak dini, terutama pada anak usia sekolah. Semakin cepat ditangani, risiko komplikasi bisa ditekan.