BPJS Kesehatan Tekan Angka Penyakit Kronis Lewat Program Prolanis

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Okt 2025, 16:22
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Lily Kresnowati di Jakarta, Senin 20 Oktober 2025. ANTARA/Mecca Yumna Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Lily Kresnowati di Jakarta, Senin 20 Oktober 2025. ANTARA/Mecca Yumna (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - BPJS Kesehatan terus berupaya menekan angka penyakit kronis di Indonesia, terutama Diabetes Melitus (DM) dan hipertensi, melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).

Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Lily Kresnowati, menjelaskan bahwa perubahan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular. Karena itu, program Prolanis dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sekaligus mengurangi beban biaya kesehatan nasional.

“Di tahun 2024 terdapat 20,5 juta peserta JKN terdiagnosis hipertensi dan 7,4 juta peserta JKN terdiagnosis diabetes melitus. Total pembiayaan yang digunakan untuk pelayanan kesehatan kedua penyakit tersebut mencapai Rp30,5 triliun, termasuk untuk penanganan penyakit penyerta seperti stroke, gagal ginjal, dan jantung,” kata Lily.

Ia menuturkan, seiring penguatan peran fasilitas kesehatan, jumlah peserta yang aktif dalam Prolanis terus meningkat. Hingga Agustus 2025, tercatat 4,8 juta peserta telah bergabung dalam program ini — terdiri dari 3,3 juta penderita hipertensi dan 2,1 juta penderita diabetes.

Baca Juga: Pemerintah Kaji Skema Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan untuk Semua Kelas

“Untuk mendukung peningkatan partisipasi tersebut, BPJS Kesehatan terus memperkuat implementasi Prolanis melalui berbagai bentuk layanan yang mudah diakses oleh peserta. Mulai dari konsultasi kesehatan langsung maupun telekonsultasi, pelayanan obat bulanan, hingga edukasi dan aktivitas fisik melalui klub Prolanis,” katanya.

Selain itu, peserta Prolanis juga mendapatkan pemeriksaan rutin seperti tekanan darah, kadar gula darah, HbA1C, kolesterol, hingga fungsi ginjal sesuai kebutuhan medis.

BPJS Kesehatan juga aktif mendorong skrining riwayat kesehatan sebagai langkah pencegahan dini, yang menjadi bagian dari strategi promotif dan preventif untuk mendeteksi risiko penyakit sejak dini.

“Melalui kegiatan skrining ini, peserta dapat mengetahui potensi risiko kesehatannya dan memperoleh tindak lanjut medis di FKTP,” ujar Lily.

Ia berharap, pelaksanaan Prolanis dapat membantu meningkatkan kualitas hidup peserta melalui pendekatan proaktif dan terintegrasi antara peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan.

Baca Juga: Menko PM: Pemutihan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan Akan Dibahas Besok

“Dengan tata laksana yang tepat, peserta dengan penyakit kronis dapat tetap produktif dan hidup berkualitas,” tambahnya.

Sementara itu, Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Mahesa Paranadipa Maikel, menilai bahwa Prolanis merupakan bentuk investasi jangka panjang agar peserta JKN tetap sehat. Menurutnya, upaya promotif dan preventif menjadi langkah penting untuk menekan potensi pembiayaan penyakit dengan biaya tinggi.

“FKTP sebagai ujung tombak dalam pengelolaan penyakit kronis harapannya bisa menekan angka penyakit. Harapannya masyarakat yang tergabung dalam Prolanis agar tidak khawatir terhadap pengobatan yang diberikan oleh FKTP,” katanya.

Mahesa juga menekankan pentingnya peningkatan efektivitas program, di antaranya dengan memperluas cakupan penyakit yang dikendalikan — seperti penyakit paru obstruktif kronis, hepatitis, dan skrining kanker — serta memperkuat kompetensi tenaga kesehatan dan peran klub Prolanis sebagai wadah dukungan sosial bagi peserta.

(Sumber : Antara)

Tags

x|close