"Kadang-kadang data yang bocor itu bukan data yang seperti diklaim oleh pelakunya di dark web itu. Makanya kita sedang telusuri," katanya.
Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC melaporkan bahwa kebocoran data pribadi kembali terjadi menjelang Hari Ulang Tahun Ke-79 Republik Indonesia. Kali ini, Badan Kepegawaian Negara (BKN) menjadi korban peretasan.
"Temuan ini berawal dari sebuah postingan dari peretas dengan nama anonim TopiAx di Breachforums pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024," jelas Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Dr. Pratama Persadha.
Peretas juga menawarkan seluruh data tersebut dengan harga 10.000 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp160 juta) di forum jual beli hasil peretasan. Selain itu, peretas membagikan sampel data berisi 128 ASN dari berbagai instansi di Aceh.
CISSReC melakukan verifikasi secara acak terhadap 13 ASN yang namanya tercantum dalam sampel data tersebut melalui WhatsApp. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa data tersebut valid, meskipun terdapat beberapa kesalahan penulisan pada field NIP dan NIK.
Dengan adanya laporan ini, Nezar Patria dan timnya berkomitmen untuk menyelidiki lebih dalam guna memastikan keamanan data dan melindungi informasi pribadi masyarakat.