"Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah—bahkan julid," lanjutnya.
Ia juga menambahkan lebih lanjut, bahwa setiap orang memiliki fase untuk menjadi seorang pengkritik. Tapi semua orang juga berproses menjadi bijaksana.
"Semua orang pernah protes, tapi proseslah yang akan membuatnya sukses. Katanya masa lalu tidak akan mengubah masa depan, tapi sebaliknya. Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on," tutur Ridwan Kamil.