Pada 2019, Huang dan keluarganya ditahan, didakwa mengumpulkan sekitar 44 ribu Yuan (Rp 94,8 juta) dari kendaraan yang melintas antara 2014 dan 2018. Investigasi menunjukkan bahwa sejak 2005, Huang telah memungut lebih dari 52 ribu Yuan (Rp 112 juta). Akibatnya, ia dijatuhi hukuman dua tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.
Huang mengajukan banding, mengakui bahwa jembatan tersebut tidak mendapatkan persetujuan resmi, namun menegaskan bahwa tindakannya hanya untuk membantu masyarakat setempat.
Baca Juga: Viral Aksi Heroik Jon Bon Jovi Selamatkan Wanita yang Mau Terjun dari Jembatan Nashville
Ia juga menyatakan bahwa biaya yang dituduhkan jaksa sebagai keuntungan berlebihan, dan bahwa ia telah menghabiskan sekitar 130 ribu Yuan (Rp 280,4 juta) untuk membangun dua jembatan di Sungai Taoer.
Banding pertamanya pada 2021 ditolak, tetapi Huang mengajukan banding baru ke Pengadilan Rakyat Menengah Baicheng pada Juni 2023, dan kasusnya masih dalam proses.
Cerita ini memicu perdebatan di media sosial China, di mana beberapa orang menuduh Huang dan keluarganya bersalah karena memungut biaya dari jembatan ilegal, sementara banyak yang mendukung inisiatif Huang dalam menghadapi kurangnya infrastruktur dari pemerintah.
Beberapa pengguna media sosial, seperti di Weibo, berkomentar bahwa jika sudah ada jembatan resmi, keluarga Huang tidak akan bisa mendapatkan keuntungan. Pihak berwenang kemudian berjanji akan membangun jembatan resmi di Sungai Taoer yang lebih dekat dengan Desa Zhenlin.