Ntvnews.id, Jakarta - Di penghujung kekuasaannya kini banyak orang lebih suka menyebut nama Mulyono yang merupakan nama kecil Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun penyebutan nama Mulyono untuk Jokowi terkesan kuat bernada mencemooh. Lantas kenapa Jokowi sampai dicemooh?
Jurnalis senior Bambang Harymurti yang akrab disapa BHM menjelaskan buat orang Jawa nama Mulyono itu maknanya sangat dalam. Namun namanya waktu kecil diganti karena dianggap nama itu berat buat anak itu. Kurang cocok sehingga harus diganti dengan yang lebih ringan.
"Mulyono itu kan artinya orang yang dimuliakan," ujar BMH saat menjadi bintang tamu acara DonCast di NusantaraTV yang dipandu dua jurnalis senior NusantaraTV, Don Bosco Selamun dan Mona Chandra, Kamis (27/9/2024).
Dalam konteks politik pengertian 'Mulyono' menjadi buruk karena dipicu tindakan cawe-cawe Jokowi mendorong anaknya menjadi Cawapres dengan menyelingkuhi hukum di MK. Jokowi kembali memainkan politik nepotistik dengan memasukan anak bungsunya dan lagi-lagi dengan menyelingkuhi hukum lewat MA.
BHM mengatakan sebenarnya buat orang Jawa nepotisme secara budaya bukan satu hal yang buruk. Karena ada pakem bibit, bebet dan bobot. Sehingga anak raja bisa jadi raja. Namun yang dipermasalahkan publik adalah cara membentuk nepotismenya.
"Berapa hari yang lalu saya naik taksi. Dia heran Jokowi dalam mendorong anaknya sampai peraturan diubah, undang-undang diubah. Jadi caranya itu sebetulnya. Cara membentuk nepotismenya itu yang orang bawah pun jadi mempertanyakan," tutur BHM.
Karena itu, kata BHM, Mulyono jadi cibiran dan dianggap tidak mulia lagi.