Kak Seto: Korban Kekerasan Seksual Bisa Jadi Pelaku Berikutnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Okt 2024, 16:30
Dedi
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ketua Umum LPAI Seto Mulyadi atau Kak Seto. Ketua Umum LPAI Seto Mulyadi atau Kak Seto.

Ntvnews.id, Jakarta - Dalam sebuah wawancara di studio NTV, Kak Seto Mulyadi, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), menyoroti dampak serius kekerasan terhadap anak-anak, baik secara fisik, mental, maupun seksual. Ia juga mengungkapkan keterbatasan yang dihadapi LPAI di Gorontalo, di mana belum ada cabang LPAI yang beroperasi. 

"Kasus Gorontalo saya belum ke sana, karena di sana tidak ada LPAI. Kami sudah meminta bantuan dari kepala LPAI Sulawesi Utara untuk menengok. Kalau memang sudah ada jalur dan lainnya, kami langsung berangkat ke sana," ujarnya.

Kak Seto, yang juga menjadi narasumber dalam program DPO, menekankan pentingnya pemulihan mental bagi anak-anak korban kekerasan. Menurutnya, kekerasan dapat menghancurkan rasa percaya diri serta konsep diri yang positif pada anak. 

Kak Seto di Nusantara TV <b>(NTVNews.id/Dedi)</b> Kak Seto di Nusantara TV (NTVNews.id/Dedi)

"Setiap anak yang pernah mendapatkan kekerasan, baik fisik, mental, dan seksual, pertama itu hilangnya rasa kepercayaan diri, hilangnya konsep diri yang positif. Nah itu kan berbahaya sekali," ungkapnya.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa tanpa penanganan yang tepat, anak-anak yang menjadi korban kekerasan berisiko mengalami kerusakan mental yang serius. Mereka bisa menjadi pelaku kekerasan di masa depan atau bahkan mengalami depresi yang mendalam. 

"Itu beberapa bisa mengakhiri hidupnya, bisa makin rusak-rusakan, dan lain sebagainya. Kemudian, bisa menjadi pelaku-pelaku kekerasan berikutnya dan sulit untuk mempercaya orang, sulit bekerja sama dengan orang. Nah itu sangat merusak kesehatan mentalnya," tambah Kak Seto.

Kak Seto di Nusantara TV <b>(NTVNews.id/Dedi)</b> Kak Seto di Nusantara TV (NTVNews.id/Dedi)

Oleh karena itu, LPAI bekerja sama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) untuk membantu anak-anak korban kekerasan, khususnya dalam pemulihan sosial dan mental mereka. 

"Maka kami selalu menekankan dan bekerja sama juga dengan HIMPSI supaya cabang-cabangnya itu bisa membantu secara sosial bagi para korban bahwa sakit mental harus segera secepatnya disembuhkan, karena kalau tidak akan terjadi semacam kecacatan mental yang akan terus bertahan dan akhirnya bisa rusak kepribadian seseorang," jelasnya.

Halaman
x|close