Ntvnews.id, Jakarta - Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah Iran meluncurkan sekitar 180 rudal ke Israel sebagai aksi balasan atas serangan darat Israel ke Lebanon. Konflik antara Iran dan Israel telah memanas sejak awal September ketika Iran melakukan serangan rudal besar-besaran ke wilayah Israel.
Pada Selasa kemarin, serangan kembali terjadi tak lama setelah Israel menggelar operasi darat di Lebanon, menandai eskalasi terbaru dalam perselisihan panjang antara kedua negara. Berdasarkan laporan Reuters, serangan dari Iran ini melibatkan sekitar 180 rudal, termasuk 110 rudal balistik dan 30 rudal jelajah.
Menariknya, Iran mengklaim bahwa untuk pertama kalinya mereka menggunakan rudal hipersonik dalam serangan tersebut. Meskipun serangan itu terlihat masif, Israel menyatakan bahwa sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanannya, sehingga kerusakan yang terjadi relatif minim dengan hanya dua orang mengalami luka ringan akibat pecahan peluru.
Baca Juga: Kabar Terkini Komandan Email Qaani Setelah Dikabarkan Hilang karena Bombardir Israel
Menurut Iran, serangan ini merupakan respons atas tindakan Israel yang menewaskan seorang komandan Garda Revolusi Iran serta beberapa pemimpin milisi yang didukung oleh Iran di wilayah itu. Ketegangan antara kedua negara ini terus memanas, meningkatkan risiko konflik yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.
Mengutip data dari International Institute for Strategic Studies (IISS) dan sumber lain, CNBC Indonesia memberikan gambaran mengenai kekuatan militer kedua negara.
Dari segi personel, Iran memiliki keunggulan jumlah dengan 610 ribu personel aktif, dibandingkan dengan 170 ribu milik Israel. Namun, Israel memiliki cadangan personel lebih besar, yakni 465 ribu dibanding 350 ribu milik Iran.