Meskipun mayoritas masyarakat di negara-negara Arab bersimpati dan mendukung perjuangan Palestina, demonstrasi yang terjadi di sana relatif kecil dan terkendali.
Sedangkan untuk pemerintah negara-negara tersebut, “tanggapannya suam-suam kuku atau bahkan tidak ada sama sekali,” ujar Walid Kazziha, profesor ilmu politik di American University in Cairo (AUC) kepada BBC Mundo.
Selain kritik retorik terhadap Israel atau peran mediasi yang diambil oleh pemerintah seperti Qatar atau Mesir sebagai “perantara tanpa dukungan penuh terhadap Palestina,” sebut Kazziha, tak ada satu pun negara Arab yang memutuskan hubungan dengan Israel atau mengambil langkah diplomatik dan ekonomi untuk menghentikan perang.
Mengapa perjuangan Palestina tampaknya kehilangan relevansi di mata pemerintah Arab? Seperti kebanyakan hal di Timur Tengah, jawabannya cukup kompleks.
Hubungan yang terputus antara pemerintah dan opini publik
Aksi bela Palestina di depan Gedung Kedubes AS. (Antara)
Wilayah Timur Tengah tidak pernah benar-benar menjadi blok yang utuh dan homogen.
Sepanjang sejarah, bangsa Arab berbagi identitas, bahasa, dan sebagian besar agama, serta kepedulian terhadap dampak kolonialisme Eropa di wilayah tersebut.