Uya juga menyoroti dugaan praktik fraud seputar layanan BPJS Kesehatan.
Uya mengaku mendengar adanya modus manipulasi diagnosis misalnya operasi katarak satu mata dibilang dua mata. Ada juga permainan billing yang dibikin-bikin padahal enggak ada tindakan.
"Tapi dibikin-bikin memakai data peserta BPJS akhirnya diklaim. Saya dengar juga ada Pak orang lahiran dia bisa kongkalingkong harusnya normal bikin Caesar. Rumah sakitnya, dokternya juga oke. Bagaimana BPJS mengantisipasi hal ini? Dan siapa saja jadi pelaku-pelaku fraud itu? Apakah cuman rumah sakit, dokter, pimpinan, direktur dan masyarakat?" tanyanya.
Tak hanya itu, Uya juga mempertanyakan dugaan adanya diskriminasi terhadap pasien BPJS. Juga terkait kebijakan readmisi di mana pasien disuruh pulang setelah menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah sakit padahal kondisinya belum pulih.