Saiful mengatakan karena selisih suaranya dengan batas 50% plus satu sangat tipis, Pramono-Rano harus memiliki bukti otentik C1 sebagai dasar jika ada pihak yang menuntut.
"Karena selisih yang tipis tersebut. Tapi setipis apapun kalau punya dokumen yang cukup itu bisa diselesaikan dengan baik. Yang paling penting KPU jangan main-main di sini!" tandasnya.
"Seperti saya katakan tadi Ini Jakarta bukan Indonesia. Jadi jangan nantang. Karena bisa terjadi chaos itu yang saya khawatir," imbuhnya.
Selain berbicara soal Pilkada Jakarta, Saiful Mujani juga menyinggung soal hasil quick count Pilkada Banten yang menunjukkan pasangan Airin Rachmi Diyani-Ade Sumardi secara mengejutkan dikalahkan pasangan Andra Sony-Dimyati.
"Saya mengamati survei dan seterusnya Airin sudah paling kuat. Angka-angka survei menunjukkan dia yang menang. Tapi tiba-tiba Sony yang nobody knows. Saya sendiri yang ikutin politik tidak tahu siapa itu Sony tiba-tiba dia terpilih mendapat suara banyak. Saya melihat ada suatu yang luar biasa terjadi. Apa itu? Menurut saya curang," bebernya.
"Kalau dibawa ke MK saya kira berat. Biasanya susah membawa bukti-bukti yang serius untuk menunjukkan kecurangan-kecurangan tersebut. Menurut saya MK sekarang sedang diuji untuk masalah kebenaran. Masalahnya adalah apakah Airin punya bukti kuat untuk bersidang di MK. Untuk membatalkan kemenangan Sony di Banten," pungkasnya.