A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Netanyahu Peringatkan Serangan Baru ke Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata - Ntvnews.id

Netanyahu Peringatkan Serangan Baru ke Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Nov 2024, 15:43
thumbnail-author
Elma Gianinta Ginting
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri). Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri). (ANTARA/Anadolu/PY)

Ntvnews.id, Yerusalem - Pada Kamis, 28 November 2024, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberi peringatan bahwa Israel mungkin akan melancarkan "perang intensif" lagi jika perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon yang diterapkan sehari sebelumnya dilanggar.

Netanyahu menyatakan dalam wawancara dengan Channel 12, saluran televisi Israel, "Jika kesepakatan ini dilanggar, kami akan meningkatkan konflik menjadi perang intensif."

Dia menambahkan, “Saya menyebutnya sebagai gencatan senjata karena saya belum menyatakan perang ini berakhir."

Baca juga: Fadli Zon Resmikan Museum Kujang Pusaka untuk Lestarikan Warisan Sunda

Sebelumnya, pihak berwenang Lebanon mengungkapkan bahwa Israel telah melanggar beberapa ketentuan dari perjanjian gencatan senjata sejak Rabu.

Menurut perjanjian tersebut, Israel seharusnya menarik pasukannya secara bertahap dari selatan perbatasan Garis Biru, sementara pasukan Lebanon akan ditempatkan di wilayah selatan Lebanon dalam waktu 60 hari.

Penerapan perjanjian ini akan diawasi oleh Amerika Serikat dan Prancis.

Menurut otoritas kesehatan Lebanon, setidaknya 3.960 orang tewas dan lebih dari 16.500 orang terluka akibat serangan Israel di Lebanon, sementara lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi sejak Oktober tahun lalu.

(Sumber: Antara) 

x|close