BMKG: Ketebalan Es Pegunungan Jayawijaya Cuma Tersisa 4 Meter, Sebelumnya 32 Meter

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Des 2024, 11:44
Muhammad Hafiz
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Staf Bidang Standardisasi Instrumen Meteorologi BMKG Wido Hanggoro dan Environmental PT. Freeport Indonesia Yohanes Kaize melakukan pengukuran ketebalan gletser di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah. Staf Bidang Standardisasi Instrumen Meteorologi BMKG Wido Hanggoro dan Environmental PT. Freeport Indonesia Yohanes Kaize melakukan pengukuran ketebalan gletser di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah. (Antara)

Pada awal survei tahun 2010, pengukuran dapat dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan helikopter untuk mendarat di atas es. Namun, sejak 2017, metode ini bergeser ke analisis visual dan pengamatan stake.

"Meski kondisinya semakin sulit, kami akan terus melakukan survei untuk mendokumentasikan es di Papua, meskipun peluang mempertahankannya sangat kecil," jelas Donaldi.

Baca juga: Fenomena 'Bulan Kembar', Ini Penjelasan BRIN

BMKG menegaskan bahwa mencairnya es di Pegunungan Jayawijaya adalah bukti nyata dampak perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu global.

Menurut data dari Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG, kenaikan suhu global saat ini telah mencapai 1,45 derajat Celcius di atas suhu rata-rata pada masa pra-industri. Di Indonesia, rata-rata kenaikan suhu tercatat sebesar 0,15 derajat Celcius per dekade.

Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG, Albert C. Nahas, menyebut bahwa peningkatan suhu yang signifikan terjadi di beberapa wilayah, termasuk Kalimantan, Sumatera bagian selatan dan utara, Jakarta, Papua Pegunungan, serta sebagian kecil Sulawesi.

Albert memperingatkan bahwa jika tren ini berlanjut dengan kenaikan 0,15 derajat setiap 10 tahun, maka Indonesia diproyeksikan akan melampaui batas suhu 1,5 derajat Celcius pada pertengahan abad ke-21. Batas ini kerap dijadikan tolok ukur dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Halaman
x|close