Kabid Humas Polda Metro Kombes Ade Ary menjelaskan bahwa pelaku terlihat berjalan cepat di taman perumahan setelah melakukan pembunuhan. Kejadian ini disaksikan oleh dua petugas keamanan bernama Tomih dan Guntur.
"Saksi Tomih melihat pelaku saat itu awalnya berjalan kaki dengan cepat di taman perumahan, lalu saksi Agus memanggil pelaku, dan tiba-tiba pelaku berlari ke arah lampu merah Karang Tengah. Melihat hal tersebut, Agus meminta bantuan di HT dan Saksi Guntur yang mendengar perihal permintaan bantuan langsung mendatangi Saksi Tomih," kata Ade Ary.
Pelaku akhirnya diamankan oleh petugas, yang menemukan tangan dan pakaian MAS berlumuran darah.
Ilustrasi anak depresi. (Unsplash)
Motif di balik tindakan pelaku belum diketahui secara pasti. Namun, dalam pemeriksaan awal, MAS mengaku mendapat 'bisikan yang meresahkan'.
"Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dialah, meresahkan dia, seperti itu," jelas AKBP Gogo Galesung.
Hasil tes urine terhadap pelaku menunjukkan hasil negatif dari pengaruh narkoba. Untuk mendalami kasus ini, polisi akan melakukan pemeriksaan psikologis terhadap pelaku dengan melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor).
"Tes urine negatif. Saat ini kami sedang menggandeng Apsifor untuk melakukan pendalaman motif ya, karena bagaimanapun anak harus didampingi ya, diambil keterangan seperti itu," jelas Gogo.