Dengan empat pasangan calon yang bersaing, potensi terjadinya insiden sebenarnya cukup tinggi. Namun, Kapolrestabes Makassar mampu menciptakan rasa aman bagi masyarakat.
“Membuat Makassar tetap aman dan damai selama pelaksanaan Pilkada bukan hanya tanggung jawab polisi, tapi juga peran semua warga Makassar, termasuk kontestan dan pendukungnya. Kami melihat Kapolrestabes mampu merajut semua pihak agar kondusifitas Makassar tetap terjaga,” ujar Rudianto.
Baca Juga: DPR Soal Usulan Polri di Bawah Kemendagri: Fix ya, Mayoritas Fraksi Tidak Sepakat
Berdasarkan Indeks Kerawanan Pilkada (IKP) dari Bawaslu RI, Makassar berada di peringkat ke-24 dari seluruh daerah di Sulsel dengan kategori kerawanan rendah. Dengan skor 2,04 poin, Makassar masuk dalam kategori "kurang rawan." Sebagai perbandingan, daerah dengan tingkat kerawanan tertinggi di Sulsel adalah Kabupaten Luwu.
Penilaian IKP melibatkan tujuh dimensi, yaitu penyelenggara, pengamanan, peserta Pilkada, partisipasi masyarakat, potensi gangguan, ambang gangguan, dan gangguan nyata. Berdasarkan skor keseluruhan dari indikator tersebut, Makassar dinilai sebagai daerah yang paling kondusif di Sulsel.
“Kami acungi jempol kepada pihak kepolisian di Makassar, termasuk Kapolrestabes Makassar yang sukses membuat Makassar tetap kondusif di tengah kondisi tensi politik jelang dan pasca Pilkada Makassar yang cukup tinggi,” tutup Rudianto.