"Setelah 50 tahun penindasan di bawah rezim Baath dan 13 tahun kekerasan, tirani, serta pengungsian, hari ini, 8 Desember 2024, kami menyatakan berakhirnya era gelap ini dan dimulainya era baru bagi Suriah," ungkap mereka.
Baca Juga: Serangan Udara Israel Lumpuhkan Jalan Penghubung Lebanon dan Suriah
Mereka mengklaim bahwa 'Suriah baru' akan menjadi tempat yang damai dan saling menghormati, dengan janji keadilan yang akan ditegakkan dan martabat warga Suriah yang terjaga.
"Kami menutup halaman masa lalu yang kelam dan membuka cakrawala baru untuk masa depan," kata pemberontak.
Pemimpin oposisi, termasuk kepala HTS al-Julani, telah menekankan dalam beberapa minggu terakhir bahwa mereka berencana untuk membangun negara yang inklusif untuk semua warga Suriah, berusaha meredakan kekhawatiran tentang sektarianisme dan hubungan mereka sebelumnya dengan al-Qaeda. Sementara itu, kabar terbaru menyebutkan bahwa Assad telah meninggalkan ibu kota, namun tujuannya belum diketahui.
Bashar al-Assad telah memimpin Suriah sejak tahun 2000, menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad, yang menjabat sebagai Presiden Suriah sejak 1971 hingga wafat pada 2000.